Anakku
Kau,Â
Saat ini masih mengumpulkan
Setiap lembar bekal
Yang kau bisa jadikan peta
Dalam gelar waktu yang berubah-ubah
Agar langkahmu
Bisa sejajar dengan fitrah-mu kelak
Aku,
Bukanlah kompas kehidupan itu
Melainkan bagian dari pemahat masa
Yang terus bertabik pada keadaan
Yang kadang Datang seperti lesatan
Mengaburkan pandangan
Gocangan jiwa sering kali menyapa
Sabuk keikhlasanlah yang membuat
Pijakan kaki tetap menapak
Tulang-tulang masih tegak
Merenda kembali
Setiap huruf cerita
Dengan segenap SEMANGAT
Kau,
Saat ini masih terpana
Pada sinar-sinat mentari pagi
Yang begitu hangat
Ketika kulitmu bercengkrama
Nak,Â
Ada masanya dia akan terik
Yang membuat silau dan keringatmu menjadi buliran
Yang tetap begitu saat kaupun sudah protes..
Ada masanya
Dia akan menjadi redup
Tak berdaya pada perubahan
Tawaran senja yang menyelimuti dengan temaram...
Akan menjadi selimut
Nak..
Itulah hidup
Siklus demi siklus
Menjadi rumus pasti
Yang terkadang datang dan pergi
Tanpa sapaan dan salam
101122 12.44
Jakarta-Jeddah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H