KAU
Oleh: SAMSUTO
Kau gariskan benang merah
Pada rangka hidup yang lelah
Seakan dalam genggammu semua berkata
Belati kata kau todongkan
Menghapus jejakmu yang bisu
Kenapa noda itu kau tabur
Lalu kemudian kau seakan ingin mengubur
Apakah semua kau anggap bisu
Kemudian kau anggap tak berlagu
Atau semua kau anggap dungu
Hingga kau merasa tak perlu
Atau semua kau anggap buta
Sehingga tak akan berkata
Biarlah taburan debu
Bertabur memburu waktu
Karena tak mungkin noda tak terbaca
Biarlah cemeti alam memicu
Tunas baru yang membuncah
Tak siapkah kau berlabuh
Di dermaga dunia yang tak bisu
Tak siapkah kau duduk pada singgasana yang memang tak ramah
Kalau begitu diamlah bersamaku
Bersendau dalam rona jingga
Mencari jejak pada buliran niaga
Pada tawar rupa semesta
Angkuhmu
Yang kau tuang di cendawan raga
Bukanlah kemestian abadimu
Semua bermasa kawan
Seperti lantunan lagu yang memang bernada
Bukan pada suara kerasmu kau bangun harap
Bukan pada kekar tubuhmu kau bangun kuasa
Bukan pada rasa takut kau tebar rasa
Kau salah
Sebab mata yang sudah terbuka
Tak mungkin paling dari tatap
Hati yang merasa tak mungkin diam pada bisunya waktu
Biarlah setiap takdir berjalan
Kita menanti
Kau pun menanti
Menteng 181014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H