Mohon tunggu...
SAMSUTO
SAMSUTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Menulis menjadikan diri kita hidup "abadi", menulis membuat ide terus berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lorong

5 Agustus 2022   17:51 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:04 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Samsuto

Betapa pendek lorong ini

Tapi mengapa harus berbasah peluh..

Punggung berbungkuk- bungkuk,

Kaki bertatih-tatih...

Punuk bekal berjejal 

Menjejak tubuh yang lelah

Pengembaraan yang fana tak terendus..

Terselubung wangi dunia

Terbingkai kilau durjana..

Lorong ini begitu pendek..

Kenapa terlalu risau

Akal belumlah sempurna

Menghitung jejak langkah

Lorong ini begitu pendek..

Tapi mengapa begitu pekat

Kalbu blm benderang

Nur tertindih mentari merah

Sadarlah wahai diri..

Lorong ini begitu pendek..

Jakarta Islamic centre 05062013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun