Mohon tunggu...
SAMSURYADI AL BARRU
SAMSURYADI AL BARRU Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Bercita-cita Naik Kapal Selam

Samsuryadi al barru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Putih Untuk Pahlawan Yang Menggenggam Kapur

25 November 2020   09:59 Diperbarui: 25 November 2020   10:52 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mawar putih untuk pahlawan yang menggenggam kapur.

Kali ini aku berbicara tentang pahlawan Dia juga telah memerdekakan kami Dia tidak memanggul AK 47 Ataupun menggenggam pistol
 Tidak juga menunggangi tank
 Dia memegang buku  Memegang kapur
 Karena yang dia tembak adalah kebodohan
 Dia hanya menaiki sepeda kumbang
 Ataupun kalau ekonominya lumayan
 Dia bisa menaiki motor kreditan
 Tapi dia telah memerdekakan kami dari kebodohan

Mereka yang masih bertahan di tengah arus global, namun masih mengecap pahitnya hidup di pelosok desa

Mereka yang di tengah pulau tetinggal bersama anak anak nelayan demi asa dan sebuah mimpi

Mereka yang berstatus honorer di pondok untuk para santri yang berjuang meyebar dakwah

Mereka yang memuliakan Kitab suci untuk para anak kampung yang menerima insentif 300 ribu rupiah pertiga bulan

Mereka yang harus tegar akan hukum karena setiap hari berhadapan dengan anak-anak yang bandel sekolah negeri di sudut kota

Mereka yang selalu dilema saat di cekoki urusan politik negeri ini

Mereka yang senantiasa berhadapan dengan silabus pendidikan yang sewaktu waktu berubah kurikulum


 Mereka mengenalkan kita pada Tuhan
 Pada huruf, pada angka, dan akhlak mulia

Mereka ada yang masih hidup
 Ada juga yang sudah meninggal
 Yang masih hidup masih memberi nasihat
 Mereka tidak memerlukan tembakan salvo Ketika meninggal


 Tapi mereka pahlawan
 Mereka telah menghasilkan para jenderal, professor Dan berjuta orang besar lainnya
 Tembakan salvo bagi mereka Adalah doa tulus, daari berjuta mereka
 Yang telah dimerdekakan dari kebodohan
 Merekalah pahlawan.

Kupersembahkan rasa untukmu sang Guru penebar damai, pejuang pendidikan. Engkaulah yang mampu mewakili penyatuan, keutamaan, kehormatan, dan kemurnian cinta. 

Guruku tercinta.

Pontianak 25 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun