Mohon tunggu...
Samsuryadi
Samsuryadi Mohon Tunggu... Guru - Penulis lepas, pegiat literasi dan penggerak perubahan

saya adalah seorang manusia yang tertarik dengan dunia pendidikan, literasi, wisata, karya fiksi dan lainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Be an Expert , Why not ....But How?

15 Oktober 2022   22:43 Diperbarui: 15 Oktober 2022   22:45 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Berarti bapak sebentar lagi menjadi seorang ekspert." Ucap teguh meminta kepastian

"Belum tentu karena berdasarkan penjelasan Pak Jamil bisa jadi pengalaman kerja Bapak hanya Setahun Yang diulang-ulang selama 9 Tahun Lamanya."

"masih ada syarat lainnya Pak?"

"Masih yang pertama adalah biasakan bekerja dengan target Hari ini ini diperlukan agar keahlian dan kemampuan meningkat untuk mencapai target yang telah ditentukan Selain itu diperlukan latihan yang terus-menerus Penuh kesungguhan." Jelas Pak Guru Haruki lalu ia diam sejenak melihat teguh yang mulai celingak celinguk nggak jelas.

"Yang ketiga adalah Mintalah bantuan dari seorang ahli untuk menilai perkembangan hasil latihan anda karena Pasukan dari seorang ahli Akankah dapat mengalahkan nasehat dari 1000 orang biasa. Biasakan meminta umpan balik supaya Anda tahu dan supaya orang lain tahu perubahan Anda menuju menuju ahli Mengalami perubahan ke arah yang lebih baik atau berjalan di tempat."

"Bagaimana dengan kamu apakah sudah ada perubahan dari latihan berbaris yang kamu lakukan" Tanya Pak Guru Haruki

 Teguh menggeleng

"Belum pak habisnya kami banyak liburnya Karen kegiatan OSIS."jawab Teguh sambil menggaruk kepala yang tidak gatal dan menundukkan kepala.

"kapan OSIS menganggu latihan PBB? Kasih tau bapak Biar nanti bapak hukum mereka." Tanya Pak Guru Haruki

Teguh tersenyum kecut, tangannya semakin kencang neggaruk kepala yang tidak gatal lalu pergi menuju pintu kemudian dengan cepat dibukanya pintu tersebut.

"Kalau begitu Teguh pamit dulu Pak mau lanjut latihan." Pamit teguh diriingi suara telapak sepatu menginggalkan benteng agriper dengan kecepatan penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun