Mohon tunggu...
Sam Surijal
Sam Surijal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup adalah sebuah perjalanan bukan permainan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akibat Bangun Kesiangan

19 Desember 2022   21:15 Diperbarui: 19 Desember 2022   21:22 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar matahari pagi menerobos masuk melewati sela-sela jendela kamarku. Sinar itu menyinari wajahku hingga aku terbangun. Aku pun membuka mataku dengan sangat berat dan melihat ke arah jam dinding yang ada di kamarku titik seketika itu juga aku terkejut, kulihat jam telah menunjukkan pukul 06. 30 WIB. Dengan cepat aku melompat dari tempat tidur ku langsung menuju kamar mandi titik ketika sampai di pintu kamar mandi, aku terpeleset kain basah yang ada di bawah, beruntung aku tidak jatuh dan mencederai tubuhku.

       Setelah mandi, aku segera berpakaian sekolah dengan rapi titik kemudian, aku sarapan pagi bersama ayah dan ibuku titik sesudahnya aku pamit kepada kedua orang tuaku dan langsung berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepeda motorku. Jarak dari sekolah ke rumahku tidak begitu jauh sehingga hanya sekitar 15 menit aku telah sampai di sekolah. Beruntung aku tidak terlambat, pikirku titik akupun langsung menuju kelasku.  Setibanya di sana, kulihat semua teman-teman sedang bersiap-siap mengikuti upacara.

       Aku juga ikut mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara. Namun, ketika aku mencari topiku di dalam tas betapa terkejutnya aku ternyata topiku tidak ada di sana titik aku pun mulai panik titik ternyata sudah aku akan dihukum berdiri sendiri di depan lapangan upacara dan dikertawai oleh teman-teman titik karena aku tidak mau kena hukum, aku berniat mengambil topiku yang tertinggal di dalam rumah. Kulihat pula jam masih menunjukkan pukul 07.00 WIB. Aku pikir masih ada waktu bagiku untuk pulang ke rumah.

        Aku pun pulang kembali ke rumah titik setelah mengambil topi, aku kembali ke sekolah. Kupacu sepeda motorku dengan sangat kencang. Namun, di tengah perjalanan motorku tiba-tiba berhenti mendadak. Aku pun semakin panik, setelah aku periksa, motorku ternyata kehabisan bensin. Terpaksa aku mendorongnya sambil mencari penjual bensin terdekat titik peruntung, aku menemukan pom bensin tidak jauh dari tempat motorku mogok. Kemudian aku membeli bensin dan langsung memacu sepeda motorku. 

          Setelah sampai di sekolah, semua murid telah berkumpul di lapangan upacara titik ternyata upacara baru saja akan dimulai titik aku berlari menuju ke lapangan upacara dan berbaris bersama teman-temanku titik aku pun menjadi lega karena sudah memiliki topi dan siap untuk upacara. Ketika upacara berlangsung guru BK mengadakan razia memeriksa kerapian dan kelengkapan semua siswa. Akupun tenang, pikirku aku tidak akan kena hukuman.

          Namun, tidak disangka guru BK menghampiriku dan mencatat namaku titik ternyata aku tidak memakai ikat pinggang. Senyum yang tersembul dari pipiku tiba-tiba menghilang titik aku lupa bahwa aku belum melepaskan ikat pinggang yang masih menempel di celana Pramuka titik akupun pasrah menerima hukuman yang akan aku terima.

             Sehabis upacara, guru BK mengumpulkan semua siswa yang telah tercatat. Ada sekitar 10 orang siswa termasuk aku yang terjaring razia kali ini. Namun semua dibariskan menghadap tiang bendera selama 10 menit. Setelah itu, guru BK datang dan menceramahi kami titik aku hanya bisa mendengarkan perkataannya. Lalu, kami pun mendapat hukuman untuk membersihkan toilet sekolah.

         Tanpa bisa menghindar aku menghabiskan waktu 2 jam pelajaran dengan membersihkan toilet pria yang terkenal sangat bau tersebut. Aku pun menyadari bahwa segala sesuatu yang tidak dipersiapkan akan membawa bencana. oleh karena itu, sejak saat itu aku selalu mempersiapkan atribut sekolah sebelum tidur malam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun