Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Malala Yousafzai, Blogger Remaja yang Ditembak Taliban

18 Desember 2012   02:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:27 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blogger remaja yang berusia 15 tahun asal Pakistan bernama Malala Yousafzai telah mengorbankan dirinya ditembak tentara Taliban dalam bus yang mengantarnya pulang dari sekolah pada hari Selasa (9/10) di Pakistan. Kejadian ini telah menggegerkan dunia dan menjadi perhatian serius pemerintahan dan rakyat Pakistan. Melalui operasi yang mendebarkan di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, London peluru yang bersarang di kepalanya berhasil dikeluarkan pada Rabu (10/10) pagi, para dokter mengatakan keadaan Malala masih kritis sampai 48 jam setelah operasi. Malala ditembak karena postingan blog yang diterbitkan BBC banyak menceritakan penderitaan rakyat serta sulitnya kehidupan di Swat Valley, Pakistan sebagai wadah kelompok Taliban. Dalam postingan blognya tersebut, Malala mengemukakan ketakutannya untuk tidak bisa bersekolah lagi. Dan mengkhabarkan bahwa kurang dari 1 persen remaja di Pakistan yang bersekolah atau sekitar 3 juta perempuan yang pergi ke sekolah, meskipun di bawah ancaman senjata tentara Taliban dan mereka melawannya hanya dengan duduk dan belajar. Melalui posting dalam bahasa Urdu di blog BBC, Malala menuangkan pemikirannya bagaimana Taliban sangat berpengaruh dan berkuasa di daerah tempat tinggalnya Mingora, lembah Swat, Pakistan. Tindakan kelompok Taliban yang tidak memperbolehkan anak-anak perempuan untuk bersekolah atau mendapatkan pendidikan serta dengan menggunakan kekerasan bersenjata kelompok Taliban juga menutup bahkan menghancurkan sekolah-sekolah. Tragedi penembakan ini membuat kemarahan rakyat Pakistan, sekolah-sekolah ditutup dan rakyat Pakistan turun ke jalan melakukan protes hingga doa digelar di Islamabad untuk kesembuhan Malala. Jenderal Ashfaq Parvez Kayani sebagai penguasa miltera Pakistan membuat pernyataan dipublik mengutuk tragedi ini dan menjenguk Malala di Rumah Sakit Peshawar. Pemerintah AS melalui Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menunjukkan kepeduliannya melalui pernyataan: “Dia diserang dan ditembak oleh kelompok ekstrim yang tidak ingin anak perempuan memperoleh pendidikan dan memiliki hak bersuara, dan tidak ingin perempuan menjadi pemimpin,” lantas berdoa serta memuji keberanian blogger remaja Pakistan itu. Keluarga Pejuang Pendidikan Ayah dari remaja Pakistan berusia 15 tahun ini mengatakan kemunduran kesehatan yang dialami puterinya hanya sementara, dan dia akan bangkit kembali untuk terus sekolah dan kembali ke kampung halaman untuk memperjuangan hak-hak memperoleh pendidikan bagi anak perempuan. Dia mengatakan kawanan bersenjata yang menyerang Malala ingin membunuhnya, tapi dia sudah mulai pulih dengan cepat hingga sangat membesarkan hati kami dan ini sangat menggembirakan keluarga. Yousafzai menambahkan putrinya menanyakan tentang kesehatan anggota keluarganya dan meminta untuk melihat buku-buku sekolah. "Semalam ketika bertemu, kami meneteskan air mata bahagia. Kami menangis sebentar lalu dia bertanya kepada ibunya keadaan kedua adiknya, Shazia dan Kainat. Malah, Malala sempat memberitahu saya lewat telepon, 'Tolong bawakan buku SMP Kelas IX karena akan mengikuti ujian di Swat, Pakistan'' ujar Ziauddin ketika menjenguknya Malala di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham.

Pada hari Senin (3/12) Malala Yousafzai menyampaikan pesan kepada publik: "Terimakasih banyak atas berlimpahnya kasih sayang dan dukungan. Saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang mendukung saya tanpa membedakan agama maupun ras." Pesan yang diumumkan Malala Yousafzai juga ditayangkan melalui situs blog BBC yang menunjukkan bahwa orang-orang telah mendukung gagasannya dan bukan individu. "Mari kita bekerja sama untuk memberi pendidikan kepada perempuan di seluruh dunia," Malala Yousafzai juga memuji anak-anak perempuan yang tetap meneruskan pendidikan di tempat tinggalnya kawasan Swat sebelah barat laut Pakistan. Malala Yousafzai sudah mulai kembali membaca dan berjalan di rumah sakit. Stand Up for Malala Pada hari Senin (10/12) pemerintah Pakistan bersama UNESCO di Paris menggelar kampanye untuk meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan. Kampanye itu diberi nama Stand Up for Malala, Stand up For Girls Right to Education, yang dihadiri oleh Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, Perdana Menteri Prancis, Jean-Marc Ayrault, serta mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, juga Sekretaris Jenderal UNISCO, Irina Bokova.
Pada usianya yang masih remaja, Malala Yousafzai merupakan aktifis pendidikan dan pembela hak-hak perempuan. Tragedi penembakan dirinya tidak menyurutkan semangat Malala untuk terus menyerukan hak anak perempuan dalam mendapatkan pendidikan, karena pendidikan adalah hak dasar bagi setiap orang. Meskipun tindakannya menimbulkan kecaman dan ancaman dari kelompok Taliban. Malala Yousafzai yang sebelumnya bercita-cita menjadi dokter kemudian merubah cita-citanya menjadi politikus, mengatakan: "Aku harus menjadi politikus untuk menyelamatkan negeri ini. Terlalu banyak krisis yang terjadi, dan aku ingin menghapus krisis-krisis tersebut" Dan, Malala pun terus menulis posting sebagai blogger remaja untuk menggapai cita-citanya. ilustrasi by google.net posting yang sama termuat dalam http://www.handilbakti.com silakan menikmati dan salam bl;ogger

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun