Mohon tunggu...
Samsuni Sarman
Samsuni Sarman Mohon Tunggu... pegawai negeri -

guru smp standar nasional di kota banjarmasin anggota komunitas blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan suka menulis budaya, sastra, dan perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kecelakaan Udara Sukhoi Superjet 100 di Indonesia

12 Mei 2012   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukhoi pada awal minggu ini (9/5) menjadi istilah yang banyak dibicarakan orang, baik dalam berita media cetak maupun elektronik. Sukhoi yang dalam bahasa Rusia berarti ‘kering’ sebagaimana keadaan sebuah gurun merupakan inisial nama seorang perancang pesawat yaitu Pavel Osipovich Sukhoi yang dilahirkan pada 10 Juli 1895 di desa Glubokoe yang sekarang bernama Vitebsk Oblast di Moskow. Sukhoi juga seorang pahlawan buruh sosialis dengan latar pendidikan Dokter di bidang teknologi serta meninggal pada tanggal 15 September 1975. Sukhoi pada awalnya merupakan biro perancang pesawat tempur Rusia yang telah banyak membuat prototipe pesawat sejak tahun 1939. Kemudian pada tahun 1970-an menjadi sebuah perusahaan dengan merancang juga pesawat komersial. Sekarang sedang memperkenalkan rancangan baru yang lebih modern dinamakan Superjet Sukhoi 100 (Сухой Суперджет 100) mulai awal tahun 2000-an lalu. Pesawat ini dirancang oleh divisi penerbangan sipil dari perusahaan kedirgantaraan Rusia Sukhoi bekerjasama dengan mitra utamanya Boeing. Uji terbang pertama Superjet Sukhoi 100 dilakukan pada tanggal 19 Mei 2008 di bandara Dzemgi. Penerbangan perdana Superjet Sukhoi 100 ini selama 1 jam 5 menit di udara dengan mencapai ketinggian 1.200 meter. Superjet Sukhoi 100 prototipe SN95001 pada penerbangan perdana 19 Mei 2008 Selanjutnya pada Juli 2008 dan Oktober 2008 dinyatakan bahwa program pengujian Sukhoi Superjet 100 berhasil dilaksanakan. Prototipe Sukhoi Superjet 100 kedua yaitu SN95003 juga telah diterbangkan dan memperoleh sertifikasi kelayakan penerbangan. Produksi pertama Sukhoi Superjet 100 diserahkan ke Armavia pada tanggal 19 April 2011. Upacara serah terima digelar di Bandara Internasional Zvartnots di Yerevan. Pesawat ini diberi nama ‘Yuri Gagarin’ sebagai penghormatan manusia pertama Rusia di ruang angkasa pada 50 tahun silam. Selanjutnya pada tanggal 21 April 2011 dilakukan penerbangan penumpang komersial pertama di Armavia dengan rute dari Yerevan ke Moskow. Pesawat Sukhoi Superjet 100 ini mampu membawa sampai 100 penumpang dengan ketinggian jelajah hingga 4.500 kilometer. Pada awal Februari 2011 pesawat Sukhoi Superjet 100 menerima sertifikat kelayakan penerbangan dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Saat ini Sukhoi telah menerima pesanan Sukhoi Superjet 100 lebih dari 240 unit hingga akhir tahun 2012 nanti. Penerbangan Komersial Perdana SSJ 100 dengan Armavia di Sheremetyevo International Airport pada tanggal 21 April 2011. Tragisnya, pada tour demonstrasi dengan tema ‘Selamat Datang ke Asia’ yang meliputi kawasan udara Asia Tenggara setelah sebelumnya mengunjungi Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar hingga ke Indonesia dan akan dilanjutkan ke Laos dan Vietnam telah terjadi kecelakaan pada tanggal 9 Mei 2012 di udara Indonesia. Pesawat ini sedang dipasarkan secara internasional dalam kemitraan dengan perusahaan Finmeccanica Alenia Aeronautica. Pesawat yang mengalami musibah kecelakaan itu adalah Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA-97004 prototipe SN95004. Pesawat ini diproduksi tahun 2009 dan telah mengumpulkan lebih dari 800 jam terbang. Kecelakaan udara ini terjadi pukul 14:00 wib (07:00 UTC) yang berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta untuk penerbangan demonstrasi. Ada enam kru pesawat, dua perwakilan dari Sukhoi dan 37 penumpang yang terdiri dari pebisnis dan jurnalis. Pesawat Sukhoi Superjet 100 ini dikenadlikan oleh pilot yaitu Kapten Alexander Yablontzev dan co-pilot adalah Alexander Kochetkov. Yablontzev telah mencatat lebih dari 10.000 jam terbang selama karirnya dan memulai penerbangan pertama dari prototipe SSJ 100 sejak tiga tahun lalu. Kejadian ini diidentifikasi pada pukul 15:30 wib (08:30 UTC) ketika kru meminta izin untuk turun ke 6.000 kaki (1.800 m) dari ketinggian jelajah 10.000 kaki yang sedang dijalani. Ternyata permintaan ini merupakan kontak terakhir yang Air Traffic Control. Saat itu tercatat berada sekitar 75 mil laut (139 km) selatan kota Jakarta. Sebuah pencarian darat dan udara yang melibatkan Basarnas dan TNI dilakukan hingga pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 09.00 wib (02:00 UTC) reruntuhan Sukhoi Superjet 100 ditemukan di wilayah Gunung Salak (6° 43 '04"S dan 106° 44' 40"E) pada ketinggian 6.250 kaki (1.910 m). Belum diketahui apakah ada korban yang selamat. Kecelakaan ini merupakan tragedi pertama dari penerbangan SSJ-100 di dunia. Sehari setelah kecelakaan terjadi yang menimpa SSJ 100 oleh Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedey dibentuk sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan yang langsung dipimpin oleh Kementerian Industri dan Perdagangan, yaitu Yury Slyusar. Gambar yang dirilis oleh TNI-AU pada reruntuhan pesawat Sukhoi Superjet-100 yang terdapat di lereng gunung Salak, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Foto: AP Konsultan PT Tri Marga Rekatama, Sunaryo mengatakan ada kemungkinan pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak saat melakukan demo-flight kedua menuju Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Sebabnya ketinggian puncak Gunung Salak diketahui mencapai 7.253,93 kaki (2.211 meter) sementara ketinggian terakhir pesawat SSJ 100 atas permintaan pilot menurun dari 10.000 kaki (3.048 meter) menjadi 6.000 kaki (1.828,8 meter). Ia menjelaskan, dalam ketinggian 6.000 kaki, kabut akan menyelimuti pandangan mata. Akibatnya, pesawat harus turun lagi pada ketinggian 4.000 kaki (1.219,2 meter) agar dapat melihat dengan jelas dan tidak terhalang kabut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun