Mohon tunggu...
Samsul Bahri
Samsul Bahri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Universitas Teuku Umar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal Hustle Culture! Gila Kerja yang Berujung Kematian

15 Maret 2022   07:29 Diperbarui: 15 Maret 2022   07:32 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, tuntutan terhadap suatu pekerjaan semakin meningkat. Perkembangan teknologi membawa peran penting dalam mengarahkan suatu pekerjaan harus serba cepat dan instan tentunya dengan hasil yang juga harus memuaskan. 

Karena adanya berbagai tuntutan baik yang berasal dari diri maupun tempat bekerja, maka terbentuklah inisiatif berlebih yang membuat para pekerja melakukan pekerjaannya diluar batas kemampuan, yakni bekerja dengan keras bahkan harus lebih keras lagi untuk mencapai suatu tujuan.

Fenomena ini dikenal dengan istilah Hustle Culture, keinginan yang muncul dalam diri seseorang untuk bekerja lebih keras yang disebabkan oleh suatu motivasi tertentu seperti pencapaian, pendapatan atau kepuasan. Perlu diketahui bahwa Hustle Culture pada akhirnya akan berdampak negatif dan bahkan dapat merusak keseimbangan kehidupan dan pekerjaan (work life balance) seseorang serta berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan emosional.

Menurut psikolog sekaligus tim konselor dari aplikasi konseling karyawan, Riliv, Graheta Rara Purwasono, M.Psi, Sudah banyak kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh budaya kerja Hustle Culture. Beberapa dampak buruk yang sering terjadi yakni stres berat (burnout), kelelahan berlebih, dan bahkan dibeberapa negara maju banyak laporan kematian yang disebabkan oleh fenomena ini. Berikut adalah beberapa mindset yang dapat membantu merubah pola kerja hustle culture.

Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja

Secara biologis, tubuh memiliki batas kemampuan bekerja. Jika kamu sudah melalui hari yang berat dalam bekerja maka sebaiknya kamu meluangkan waktu untuk beristirahat atau menyisakan waktu untuk melakukan hal-hal lain yang bermanfaat.

Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda baik secara bilogis dan akademis. Daripada membandingkan kemampuanmu dengan orang lain, maka akan lebih baik jika kamu lebih fokus pada perkembangan diri dan terus meningkatkan kemampuan dan wawasan untuk diri kamu.

Hargai dan gunakan waktu luang untuk bersantai

Tidak ada yang salah dengan liburan atau sesekali meluangkan waktu untuk bersantai. Sedikit waktu santai akan meningkatkan motivasi dan menyehatkan mental kamu untuk melanjutkan pekerjaan, bahkan bisa lebih meningkatkan fokus dalam diri kamu.

Sukses tak hanya diukur dari pekerjaan

Adakalanya kita melihat orang lain dengan segala pencapaian yang telah diraihnya. Tidak perlu minder dan merasa bersalah, setiap manusia diciptakan hebat dan mungkin jika kamu lebih fokus terhadap pengembangan diri, kamu akan menemukan hal-hal hebat lain yang ada didalam diri kamu

Kesehatan adalah segalanya

Kesehatan merupakan hal dasar yang paling penting. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan jika memiliki tubuh yang sehat. Tanpa tubuh yang sehat, maka kerja keras dan pencapaian yang kamu dapatkan tidak memiliki arti yang signifikan. Mulailah peduli dengan diri dan fokus terhadap pengembangan diri. Hal itu akan lebih baik dan mengantarkan kamu pada kondisi yang lebih prima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun