Beberapa bulan terakhir jagat teknologi diramaikan dengan deklarasi Mark Zuckerberg tentang Metaverse. Sesuatu yang abstrak tapi terlihat begitu konkrit di mata para visioner. Metaverse menjanjikan ketidakterbatasan berbagai hal yang dapat dilakukan oleh umat manusia, dunia baru bagi mereka yang mengimpikan masa depan digital. Lalu apa itu metaverse dan bagaimana dampaknya terhadap perkembangan pendidikan?
Definisi Metaverse
Metaverse masih dianggap suatu konsep yang belum matang. Namun demikian, perusahaan raksasa ternama Facebook telah menginvestasikan dana miliyaran untuk mengembangkan dunia metaverse. Istilah metaverse pertama kali dikemukakan oleh Neal Stephenson yang menyebutkan istilah tersebut pada novelnya pada tahun 1992 yang berjudul Snow Crash.Â
Namun istilah metaverse kini terdefinisikan secara umum dan Mark memiliki paradigma yang berbeda tentang metaverse. Secara Sederhana metaverse dapat diartikan sebagai dunia digital yang dikembangkan oleh para programmer dan dapat dimasuki oleh siapapun melalui lingkungan virtual.
Kita mungkin sering bermain game-game android populer saat ini seperti PUBG Mobile, Mobile Legends, Free Fire atau bahkan Fortnite. Konsep metaverse sendiri sebenarnya sama seperti dunia yang ada didalam permainan tersebut.Â
Hanya saja selama ini kita lebih sering melihat dunia virtual tersebut melalui layar smartphone, namun Metaverse menyajikan dunia virtual yang lebih nyata melalui pengalaman Vitual Reality dengan bantuan alat-alat tertentu. Sehingga menjadikan pengalaman memasuki dunia digital tampak lebih realistis dan fantastis.
Sejauh ini, masih terdapat berbagai pro dan kontra terhadap konsep metaverse. Ada yang menganggap metaverse adalah harapan baru bagi pekerja digital, namun ada pula yang menganggap metaverse hanya akan menguntungkan beberapa kalangan saja. Terlepas dari berbagai opini tersebut, penulis mencoba untuk berasumsi tentang potensi metaverse dalam mengembangkan teknologi pendidikan.
Metaverse Bagi Pendidikan
Kebanyakan siswa akan lebih memahami suatu konsep ilmu jika diiringi dengan simulasi baik dalam bentuk praktik ataupun implementasi. Dengan adanya Vitual Reality, kita dapat dengan mudah memberikan contoh nyata dari suatu teori ilmu. siswa tidak hanya dapat melihat dan mendengar, tapi juga dapat merasakan sensasinya layaknya menyentuh secara langsung seperti yang ada pada film animasi Ipin dan Upin.Â
Sebagai contoh seorang guru sedang menjelaskan materi Sistem Pernapasan Manusia. Selama ini kita hanya sebatas mendengar penjelasan, membaca teori di buku serta melihat gambar dan video yang tersaji.Â
Namun dengan adanya Vitual Reality, siswa dapat merasakan dan melihat secara langsung proses dan komponen yang melibatkan Sistem Pernapasan Pada Manusia.Â
Sensasi tersebut akan dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu teori dan konsep dengan lebih rinci. Selain itu juga dapat menciptakan pengalaman belajar baru yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa.
Dalam dunia kampus, teori dan praktik adalah bagian dari Sistem Kredit Semester yang terpadukan. Setelah mendapatkan penjelasan teori didalam kelas, selanjutnya mahasiswa akan melaksanakan praktik lapangan guna mengasah dan mengimplementasikan teori yang telah diperoleh didalam kelas.Â
Sebagai contoh sebuah matakuliah renang yang mengaharuskan mahasiswa memahami teori dan teknik renang sebagai indikator kesuksesan pembelajaran. Setelah mendapatkan teori kelas, ternyata tidak semua mahasiswa mampu melakukan renang dengan baik atau bahkan sangat buruk.Â
Dengan adanya Vitual Reality, kita dapat melatih mental dan fisik mahasiswa untuk melakukan simulasi renang secara virtual sebelum mereka melakukannya langsung di kolam renang.
Contoh diatas hanyalah salah dua dari jutaan manfaat metaverse melalui Vitual Reality di dunia pendidikan. Dengan adanya metaverse kita dapat melakukan pembelajaran tanpa harus hadir didalam kelas, dengan adanya metaverse kita juga bisa melakukan kunjungan belajar ke berbagai tempat yang ada diseluruh dunia.Â
Jika kita memanfaatkan perkembangan teknologi pendidikan dengan bijak, maka kemajuan pendidikan negeri dapat berkembang dengan pesat.
Penulis berharap agar kehadiran teknologi dapat selalu berdampingan dengan nilai-nilai norma positif manusia, sehingga teknologi yang hadir juga akan membawa kreasi dan inovasi baru yang positif dan tentunya bermanfaat bagi kehidupan manusia. Secanggih apapun teknologi yang terus-menerus hadir tidak akan memberikan nilai manfaat jika tidak berdampingan dengan nilai-nilai norma yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H