Teori perkembangan sosial dan kognitif dari Lev Vygotsky dan Jean Piaget memiliki pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami bagaimana anak-anak berkembang.
1. Teori Lev Vygotsky: Vygotsky menekankan peran interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak. Ia mengembangkan konsep-konsep seperti zona perkembangan proksimal (ZPD) dan scaffolding.
Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) adalah jarak antara apa yang bisa dilakukan anak secara mandiri dan apa yang bisa dilakukan dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mahir. Pembelajaran yang efektif terjadi ketika anak beraktivitas dalam zona ini.
Scaffolding adalah dukungan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil untuk membantu anak mencapai tugas yang lebih sulit, yang secara bertahap dikurangi seiring dengan kemampuan anak meningkat.
Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya, dan bahwa bahasa memainkan peran penting dalam proses ini.
2. Teori Jean Piaget: Piaget berfokus pada perkembangan kognitif sebagai serangkaian tahapan yang universal, yang menunjukkan bagaimana anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia. Ia membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan utama:
Tahap sensorimotor (0-2 tahun): Anak belajar melalui indra dan gerakan. Mereka mulai mengembangkan pemahaman bahwa objek yang tidak terlihat masih ada (konsep objekt permanen).
Tahap praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol dan bahasa, tetapi berpikir secara egosentris dan belum dapat melakukan operasi mental yang kompleks.
Tahap operasional konkret (7-11 tahun): Anak mulai berpikir logis tentang objek dan peristiwa konkret, serta memahami konsep-konsep seperti konservasi (jumlah benda tetap meski bentuknya berubah).
Tahap operasional formal (11 tahun ke atas): Anak mulai dapat berpikir abstrak, membuat hipotesis, dan menyelesaikan masalah secara lebih sistematis.
Piaget melihat perkembangan kognitif sebagai proses yang terjadi melalui interaksi aktif antara individu dan lingkungan mereka. Pemikiran anak berkembang seiring dengan pengalaman dan pengaruh lingkungan, dan perkembangan sosial berhubungan dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain melalui pencapaian tahapan kognitif ini.