-Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun)
Pada tahap ini, individu berusaha membangun hubungan intim yang sehat. Kegagalan untuk mencapai kedekatan emosional dapat menyebabkan perasaan isolasi.
- Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)
Dewasa tengah berfokus pada kontribusi terhadap generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Jika mereka merasa tidak memberikan kontribusi yang berarti, mereka dapat merasa stagnan.
-Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Pada tahap akhir hidup, individu merefleksikan hidup mereka. Jika mereka merasa puas dengan hidup yang telah dijalani, mereka mencapai integritas; jika tidak, mereka merasakan keputusasaan.
Erikson menekankan bahwa setiap tahap perkembangan saling terkait dan keberhasilan dalam satu tahap akan mempengaruhi perkembangan di tahap berikutnya.
Setiap tahap perkembangan memiliki konflik psikososial yang harus diatasi. Konflik ini dipengaruhi oleh pengalaman sosial dan lingkungan yang dialami oleh individu. Keberhasilan atau kegagalan dalam menghadapi konflik ini akan membentuk imej diri seseorang.Â
Teori psikososial Erik Erikson masih menjadi pegangan dalam teori perkembangan hingga saat ini.Â
Cara menangani teori psikososial Erik Erikson dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Membantu anak-anak mengembangkan rasa kompetensi yang realistis