Mohon tunggu...
Samsul Bakri
Samsul Bakri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ekonomi Undip

Selanjutnya

Tutup

Bola

Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U17, Berkat Lobi Lihai dari Erick Thohir?

24 Juni 2023   08:49 Diperbarui: 24 Juni 2023   08:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kabar24.bisnis.com/read/20221005/15/1584720/bertemu-erick-thohir-presiden-fifa-dukung-pengembangan-sepak-bola-indonesia

Badan Organasasi Sepak Bola Dunia atau Fifa sudah seperti mantan yang pernah mengecewakan, mematahkan hati, kini memberikan kembali harapan  bahagia. Bagaimana tidak, dalam suasana hening, tiada hujan dan badai, tiba-tiba dia berkata, "Indonesia, kalian tuan rumah piala dunia U 17". Bagi orang seperti saya, yang sangat menggilai bola, mendengar kalimat dari FIFA tadi sama bahagianya dengan mendengar tangisan mantan orang terkasih yang memohon ingin balikan. 

Sebagai orang yang aktif menggali berita sepak bola, berita terpilihnya negara kita sebagai tuan rumah sama kagetnya dengan mendengar Russia dan Amerika Serikat berdamai. 

Rasa senang mungkin pasti menghampiri, siapa pun, pasti dipertanyakan kecintaanya pada sepakbola dan negara jika tidak kaget apalagi bahagia saat mendengar kabar ini. 

Tapi kalau kita ulik lebih dalam sedikit saja, apa sih yang membuat FIFA memilih kita menjadi tuan rumah? Padahal, sater kabarnya tuan rumah perhelatan bakat-bakat muda sepakbola ini akan diselenggarakan di Peru. 

Mari kita menjawab pertanyaan tadi menggunakan jawaban normatif. 

Jawaban lazim mungkin saya ambil dari media-media mainstream yang sudah banyak memberikan alasan perihal pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah. 

Jawabanya masih bersifat kemungkinan, alias belum pasti, dan kebanyakan datang dari Ketua PSSI yang baru. 

Pertama, katanya mungkin karena Indonesia sudah dapat kepercayaan dari FIFA berkat suksesnya penyelenggaraan dua laga persahabatan melawan Palestina dan Argentina. Mata dunia tertuju pada Indonesia karena lawan yang dihadapi bukan tim 'kaleng-kaleng, juara dunia ini boss, senggol dong. 

Keberhasilan dua laga tersebut menurut Pak Ketua PSSI menjadi indikasi bahwa FIFA masih percaya pada Indonesia. Oke, kemungkinan itu alasan pertama.

Alasan yang kedua, masih dari Pak Erick, katanya karena sarana dan prasarana kita mencukupi untuk menyelenggarakan Piala Dunia U17. Mungkin ini benar, kita memang berbenah banyak saat persiapan piala dunia U20 yang dibatalkan kemarin.

Desas-desus yang saya dengar dari media, angkanay triliunan. Dengan anggaran yang keluar segitu banyak, saya rasa wajar jika infrastruktur kita siap untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-17. 

Alasan yang ketiga datang dari si pemilik hajatan, dari FIFA sendiri. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah karena Peru dianggap tidak serius dalam menyiapkan perhelatan Piala Dunia U20. Kabarnya masih banyak sarana yang belum dibangun dan tidak memadai untuk diselenggarakannya acara kelas dunai. Kata FIFA begitu. 

Tentu sebagai bapak organisasi, FIFA tidak mau malu di mata dunia kalau acaranya tidak sukses hanya karena persoalan infrastruktur. Mau ditaruh dimana muka FIFA? Makanya Indonesia yang dianggap sudah memenuhi standar dari sisi saran ditunjuk untuk menjadi penggati Peru. 

Kasihan rakyat Paru. Pasti pembatalan ini membuat mereka kecewa, sama kecewanya dengan kita saat dulu piala dunia usia 20 tahun tidak jadi diselenggarakan di negara kita.

Tapi saya ingin mengajak kita keluar dari alasan-alasan normatif tadi. Karena alasan-alasan normatif tadi bisa kita perdebatkan. 

Pertama persoalan laga persahabatan yang berhasil menarik mata dunia. Saya pikir, kalau itu alasanya, bukan cuman Indonesia yang menyelenggarakan FIFA Match Day. Ada Australia yang juga menghadapi Argentina, ada Senegal vs Brasil yang justru lebih mendapat sorotan dunia setelah tim samba takluk, dan ada banyak laga persahabatan lainya. Jadi, saya rasa tidak cukup itu alasanya.

Kedua, kesiapan saran dan prasarana. Apakah Indonesia satu-satunya negara yang memiliki kesiapan? saya rasa dari ratusan negara anggota FIFA, ada banyak yang jauh lebih siap dari Indonesia dari segi kesiapan infrastruktur.

Jadi why Indonesia? Why?

Di sini saya akan mengajukan argumen pribadi. Dasar saya kita negara yang mengakui deklarsi hak asasi manusia, salah satunya hak untuk berpendapat. Saya ingin pakai hak itu, toh saya juga manusia.

Bagi saya ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah ini tak lepas dari intervensi banyak pihak, dan mungkin juga Pak Erick. Sebagai ketua PSSI saya pikir kecil kemungkinannya Pak Erick tidak tahu menahu kabar pembatalan Peru sebagai tuan rumah. Mungkin saat mendengar kabar tersebut, politik dan taktis segera disusun oleh beliau dan kawan-kawan untuk ikut ambil momentum.

Terkait orientasinya apa, saya kembalikan ke pembaca yang budiman. Ada yang beranggapan sepakbola dipakai oleh pak Erick untuk mendobrak elektabilitas biar masuk di bursa cawapres. 

Tapi toh, itu baru asumsi, jahat juga kalau ternyata itu hanya gosip semata. Soalnya dari Pak Ericknya ga pernah ngomong kalau ini demi kepentingan pribadinya. 

Dan kalau memang benar demi orientasi politik, bukanya tidak masalah? Toh setidaknya Pak Erick sudah memberikan bukti nyata bisa menyelenggarakan laga internasional dengan jawara pildun dan tuan rumah piala dunia U17. 

Tapi sekali lagi, saya kembali ke pendapat pembaca semua. Ini hanya asumsi subjektif saya yang mungkin juga salah besar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun