Jika seseorang menggunakan kesimpulannya untuk menjelaskan argumennya, dan argumennya untuk menjelaskan kesimpulannya, itu mengacu pada kekeliruan penalaran melingkar. Tampaknya orang tersebut sedang mengajukan argumen, tetapi yang dia lakukan hanyalah berputar-putar untuk membenarkan kesimpulan dan argumennya. Nah, kedengarannya membingungkan, mari kita pahami dengan contoh berikut,
Contoh Kekeliruan Penalaran Melingkar
Jika seseorang mengatakan bahwa temannya adalah seorang pembohong, ia mengatakan itu karena temannya tidak pernah berkata jujur. Di sini, baik argumen, yaitu, 'temannya pembohong dan premis, yaitu, 'temanya pembohong karena dia tidak pernah berbicara jujur' adalah pernyataan yang sama, yang menunjukkan bahwa itu adalah argumen melingkar.
4. False Dilemma/False Dichotomy Fallacy (Dilema palsu/ Kekeliruan Dikotomi Palsu)
Kekeliruan ini terjadi jika seseorang memberi Anda pilihan yang sangat terbatas, umumnya dua pilihan untuk dipilih, padahal kenyataannya ada lebih dari dua kemungkinan pilihan yang tersedia. Ini berarti bahwa seseorang terlalu menyederhanakan argumen dan hanya berfokus pada dua opsi sementara secara logis kemungkinan hasil lainnya juga ada. Taktik ini memanipulasi dan mempolarisasi orang-orang dan membuat mereka berpikir bahwa argumennya jauh lebih sederhana daripada kenyataannya.
Contoh False Dilemma/False Dichotomy Fallacy
"Jika vaksin COVID berhasil, lalu mengapa orang yang divaksinasi terkena COVID?" Ini adalah contoh kekeliruan dikotomi palsu, yang mengambil topik yang kompleks dan secara keliru menyatakan hanya ada dua kemungkinan penjelasan, padahal sebenarnya ada lebih banyak penjelasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H