Mohon tunggu...
Samsul Bahri Loklomin
Samsul Bahri Loklomin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pattimura

Penulis dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maluku, Peluang dan Tantangan sebagai Daerah Kepulauan di Indonesia

25 November 2024   10:56 Diperbarui: 25 November 2024   10:58 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maluku merupakan provinsi bercirikan kepulauan di  bagian timur Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan hasil laut yang melimpah. Hari lahir Provinsi Maluku diperingati pada tanggal 19 Agustus setiap tahunnya sesuai dengan Peraturan Daerah  Nomor 13 Tahun 2005. Dengan semboyan "Siwalima" yang berarti "milik bersama", semboyan ini bertujuan untuk memajukan persatuan dan kesatuan serta mencapai kesejahteraan bersama. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 jumlah penduduk  Provinsi Maluku sebanyak 1,84 juta jiwa dengan ibu kota provinsinya di Kota Ambon. Secara administratif, Provinsi Maluku terbagi menjadi sembilan kabupaten dan dua kota.

Menurut sejarah, Provinsi Maluku merupakan salah satu dari delapan provinsi pertama yang dibentuk berdasarkan keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945. Kedelapan provinsi tersebut antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil, dan Maluku. Kepulauan Maluku terkenal dengan keberagaman seni, budaya dan  wisata alamnya yang indah dan kini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi, Maluku dikenal sebagai provinsi bercirikan kepulauan dengan 92,4% wilayah laut dan kondisi laut yang luas, serta kaya akan potensi sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga pembangunan berbasis sumber daya kelautan atau ekonomi biru diyakini bisa terwujud.

Provinsi Maluku berpeluang menjadi salah satu provinsi yang maju di Indonesia di tahun-tahun mendatang. Provinsi ini terkenal dengan daya tarik alamnya yang menakjubkan, keanekaragaman hayatinya, potensi daerahnya yang besar, dan kekayaan budayanya yang tak ternilai harganya. Dibalik peluang yang terbuka lebar berdasarkan kondisi wilayah kepulauan ada berbagai tantangan nyata yang dihadapi dimulai dari belum tercapainya keinginan masyarakat Maluku untuk menjadikan provinsi ini sebagai Provinsi Kepulauan seperti Provinsi Kepulauan Riau maupun menjadi daerah Lumbung Ikan Nasional (LIN), dan tantangan lainnya. Provinsi Maluku juga menghadapi berbagai permasalahan sosial ekonomi yang masih menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Maluku.

Tantangan di sektor pendidikan di Maluku adalah kualitas pendidikan di wilayah Maluku seringkali tidak merata, sehingga daerah-daerah yang sulit dijangkau  kesulitan mendapatkan guru yang berkualitas. Minimnya fasilitas pendidikan menjadi kendala utama peningkatan kualitas sumber daya manusia di Maluku, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masa depan. Sementara itu, sektor kesehatan di Maluku masih memerlukan perbaikan yang signifikan. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau di Maluku dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai  terbatas. Kondisi tersebut terus menyebabkan  tingginya angka kematian bayi dan berbagai masalah kesehatan lainnya yang tidak ditangani dengan baik. Fasilitas kesehatan yang ada di banyak daerah  masih belum memadai, baik dari segi infrastruktur maupun tenaga medis. Situasi ini memberikan tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Maluku secara keseluruhan.

Salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku adalah kurangnya infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan pondasi terpenting bagi pembangunan ekonomi suatu wilayah karena tanpa infrastruktur, akses dan mobilitas akan terganggu. Masalah ini  terutama terjadi di daerah-daerah yang sulit dijangkau di Provinsi Maluku. Jalan raya yang rusak, pelabuhan yang tidak memadai, dan keterbatasan transportasi menjadi kendala utama  distribusi barang dan jasa di Maluku.

Padahal, Maluku mempunyai potensi besar di bidang perikanan, pertanian, pertambangan,  dan pariwisata, yang kesemuanya memerlukan infrastruktur yang memadai agar pembangunan dapat  optimal. Misalnya, sektor perikanan sangat bergantung pada infrastruktur pelabuhan dan transportasi laut. Akibat kondisi pelabuhan yang buruk dan terbatasnya transportasi, nelayan di Maluku seringkali  kesulitan mencapai pasar. Akibatnya biaya distribusi menjadi tinggi dan  harga jual ikan yang dihasilkan menjadi rendah. Selain itu, minimnya fasilitas pengolahan hasil laut menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai tambah hasil laut Maluku.

Sektor pariwisata Maluku tentu mempunyai potensi yang luar biasa. Keindahan alam, kekayaan budaya dan keunikan tradisi lokal menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun keterbatasan akses dan kurangnya fasilitas pendukung membuat sektor ini tidak dapat berkembang secara optimal. Banyak destinasi wisata yang sulit dijangkau karena kondisi jalan yang buruk atau kurangnya  transportasi. Akibatnya, jumlah kunjungan wisatawan domestik dan internasional masih rendah, yang berdampak langsung pada rendahnya kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Maluku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun