Mohon tunggu...
Samsul Arifin
Samsul Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bocah asal Surabaya yang belum tahu apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Psikologi Sastra: Novel "Rahasia Keluarga" Dalam Teori Abraham Maslow

10 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:44 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sc: https://www.gramedia.com/products/rahasia-keluarga

Siapa yang tidak tahu Okky Madasari? Sastrawan Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa ini merupakan pelopor Omong-omong Media, sebuah platform yang menyediakan ruang alternatif untuk penyedia informasi dan wacana, dengan fokus pada esai, fiksi, dan puisi yang beragam topik dan perspektif. Omong-omong Media, telah melahirkan satu karya yang berjudul "Rahasia Keluarga", sebuah novel yang berisikan Kumpulan cerpen karya teman-teman dari kelas menulis. Novel ini sendiri berkisahkan tentang kondisi keluarga yang beragam, namun lebih mengarah ke konflik-konflik yang biasa muncul dalam berkeluarga.  Banyak isu yang disajikan, tetapi ada yang menarik di cerpen "Adnan yang pulang" dan "Bahagia yang sempurna"  dengan bagaimana cara manusia menggapai kebutuhan hierarki mereka, seperti ingin dihargai, ingin diperhatikan, ingin dicintai, dan lain-lain. 

Untuk memahami hal tersebut, mungkin teori milik Abraham Maslow akan cocok digunakan. Beliau sendiri merupakan adalah psikolog Amerika Serikat yang menjadi pelopor aliran psikologi humanistik. Namanya juga dikenal luas sebagai pencetus teori hierarki kebutuhan, yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun atas lima hierarki yang berpuncak pada aktualisasi diri . Berikut contohnya; 

1. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan yang dianggap sebagai titik awal teori motivasi adalah dorongan fisiologis dan kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan yang paling kuat (Maslow dalam terjemahan Fawaid&Maufur, 2017:72). Seperti: "Masuklah, Dik, panas di luar," pinta perempuan itu lembut, seperti dulu. Tidak benar-benar seperti dulu, yang ada keceriaan di wajahnya. Adnan mengikuti langkah Kak Sofia ke dalam rumah.(hlm; 16) Ini menunjukkan bahwa Adnan ingin istirahat setelah melakukan perjalanan jauh menuju rumah kakaknya, meski hatinya berkecamuk oleh perasaan yang campur aduk.  

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman: Kebutuhan akan rasa aman muncul dengan alami jika kebutuhan fisiologisnya telah terpenuhi. Jika kebutuhan fisiologis sudah relatif terpenuhi maka kemudian munculah kebutuhan baru yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini dapat meliputi keamanan, stabilitas, ketergantungan, perlindungan; kebebasan dari rasa takut, cemas, dan kekacauan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, dan batasan; kekuatan pelindung dan lain sebagainya (Maslow dalam terjemahan Fawaid & Maufur, 2017:74). Seperti; Pegangan pistol itu tidak goyah sedikit pun. Adnan hanya punya satu pilihan, yaitu mundur. Keberaniannya hanya akan menumpahkan air mata lebih banyak lagi, bahkan mungkin menumpahkan darah sebagai penebus kesalahan."Baik, Bang, saya pergi. Jaga kakak baik-baik Bang." Adnan memilih pergi lagi. Bau anyir kematian itu menjauh. Kemarahan Bang Yus walau tidak kentara, mulai menguap (Adnan yang pulang; hlm 18) Dari penggambaran kondisi diatas, Adnan berusaha untuk mencari keamanan guna mencegah pistol yang dibawa Bang Yus mengenainya.

3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan): Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi dengan baik, maka secara harfiah akan muncul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi yakni kebutuhan rasa cinta dan memiliki. Manusia memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang digambarkan dengan pola serta tingkah laku saling mengerti dan mengasihi terhadap sesama. Seperti; Aku membenci suara dengkurannya usai bercinta. Dia bisa tertidur pulas sedang aku larut dalam kekhawatiran. Sungguh... aku merindukan masa-masa bercinta tanpa beban. (Bahagia yang sempurna; hlm 28).  Ini menunjukkan bahwa ia ingin Kembali Dimana ia mendapatkan cinta secara utuh dan damai.

4. Kebutuhan Akan Harga Diri: Seseorang yang hidup dalam masyarakat memiliki kebutuhan atau keinginan akan evaluasi yang stabil dan tegas akan diri mereka sendiri, harga diri dan penghargaan diri, dan pengakuan orang lain. Harga diri dianggap penting karena saat ketika seseorang memiliki harga diri maka orang lain akan menghargainya sebagai pribadi yang patut dihargai. Terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan diri maka dapat melahirkan perasaan percaya diri, nilai, kekuatan, kemampuan, dan kecakapan, perasaan berguna dan diperlukan di dunia ini. Seperti; Suaraku bergetar karena menahan amarah. "Daripada kamu nikah lagi, lebih baik kamu ceraikan aku!" "Oke," jawabnya. Tanpa keraguan dan pertimbangan sedikit pun, dia menyetujui permintaanku. Aku semakin yakin aku sudah mengambil keputusan terbaik. (Bahagia yang sempurna; hlm 31). Ia mempertahankan harga dirinya dengan meminta cerai, daripada dirinya di madu oleh Wanita lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri: Aktualisasi diri merupakan kebutuhan berkembang atau pemenuhan kebutuhan bertingkat ketika kebutuhankebutuhan sebelumnya yang lebih rendah telah terpenuhi. Kebutuhan puncak dari potensi diri yang telah dimiliki. Aktualisasi diri adalah keinginan manusia untuk memperoleh kepuasan dengan diri sendiri, untuk menyadari semua potensi diri, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak prestasi potensinya (Alwisol, 2014:206). Seperti; Dua minggu lagi aku akan menemaninya menuju pengadilan agama mengajukan proses perceraian. Anehnya, justru aku merasa lega. Terjawab sudah pertanyaan Ima sore itu. Apakah aku bahagia dengan pernikahanku? Iya... aku sekarang bahagia dengan calon anakku. Bahagiaku kini sempurna. (Bahagia yang sempurna: hlm 31). Pada akhirnya, ia memilih untuk mengadopsi anak dan bercerai dengan suaminya, Dimana ini adalah keinginan dia yang paling tinggi dalam hidupnya.

Bisa disimpulkan bahwa tokoh dari cerpen tersebut memenuhi syarat-syarat milik Abraham Waslow. Jika ingin mengetahui lebih banyak, bisa kamu analisis lebih mendalam tentang teori Hierarki Kebutuhan milik Abraham Waslow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun