“Segala sesuatu tergantung imamnya”, menukil suatu hadist. Negara besar tergantung siapa pemimpinnya. Selama pemimpinnya baik maka rakyatpun baik. Andaikan pemimpinnya baik walaupun rakyatnya rusak masih bisa selamat. Sebaliknya entah rakyat baik atau tidak selama pemimpinnya jelek pasti negara itu akan rusak. Demikian pula keluarga itu tergantung imamnya. Selama imamnya baik, keadaan sehancur apapun keluarga masih bisa selamat. Sebab surgone wong wedok iku ngikut wong lanang, neroko pun katut (surganya seorang perempuan itu mengikuti suami, suami masuk neraka perempuan pun ikut).
Menurut warga sekitar, “Pak Abdullatif ini orang yang sholeh, sangat rajin sholat lima waktu dan selalu mengajak serta keluarganya. Selalu datang tepat waktu saat adzan berkumandang.” Beliau juga tidak lelah untuk menyebarkan apa yang diyakininya agar makin banyak para suami dan ayah yang tergerak untuk lebih baik membina keluarganya.
Tema yang hampir selalu dibawakannya dalam pengajian adalah keharmonisan dan keromatisan keluarga, pentingnya pendidikan agama pada generasi penerus, perlunya kasih sayang dan cinta kasih dalam keluarga, saling memahami peran suami dan ayah, memahami peran istri dan ibu serta peran anak pada orang tuannya.
Pak Abdullatif adalah sosok sederhana yang begitu menginspirasi. Memberi contoh dengan keteladanan. Memberi nasehat dengan perbuatan. Orang yang sukses menjadikan anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholeh, faqih, cerdas, berakhlakul kharimah dan mandiri. Dan berusaha sekuat tenaga menjaga dirinya dan menjaga keluarganya dari panasnya api neraka. (Samsul Anam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H