Mohon tunggu...
Samsul Maarif
Samsul Maarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif Universitas Jember Program Studi Televisi dan Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kesehatan dan Keyakinan terhadap Jam Kerja Industri Kreatif di Indonesia (Dalam Dunia Film)

8 November 2024   07:30 Diperbarui: 8 November 2024   07:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Pengertian Industri Kreatif

            Industri kreatif merupakan proses penciptaan ide dan kreativitas oleh individu atau kelompok untuk menghasilkan karya atau produk yang memiliki nilai ekonomi dan budaya. Industri kreatif merupakan gabungan dari aspek industri, seperti proses produksi dan komersialisasi dengan aspek kreatif, yaitu eksplorasi ide dan ekspresi seni. Menghasilkan keuntungan ataupun laba merupakan tujuan adanya industri kreatif tanpa merusak sumber daya alam dan juga membuka lapangan pekerjaan. Industri kreatif memiliki peran sebagai pendorong utama dalam memperkaya identitas dari suatu bangsa, penopang perekonomian negara, serta ekonomi global. Ciri-ciri industri kreatif adalah mengutamakan ide, gagasan, serta kreativitas. Tidak hanya itu industri kreatif juga memerlukan soft skill atau sumber daya manusia berkualitas yang bertalenta, kreatif, serta inovatif. Contoh dari industri kreatif seperti musik, film, fashion, periklanan, penerbitan, televisi dan radio serta masih banyak lainnya.

            Proses Produksi Dalam Industri Kreatif Film

            Dalam proses dunia industri pasti memiliki jam kerja. Termasuk dalam produksi film juga memiliki jam kerja yang memengaruhi efektivitas waktu untuk membuat sebuah film yang diproduksi. Untuk membuat sebuah film memerlukan 3 tahapan antara lain pra produksi, produksi, dan terakhir pasca produksi yang akan memakan waktu berbulan-bulan. Hal ini mencakup dari awal proses mulai dari pemikiran ide menjadi naskah, pembentukan crew, alat yang digunakan, referensi film yang digunakan, teknik pengambilan gambar, lokasi syuting yang cocok, dan masih banyak lagi sampai akhirnya menjadi sebuah audio visual atau yang biasa disebut sebagai film. Tahapan ini harus dipikirkan secara matang supaya menghasilkan sebuah film sesuai yang diharapkan, serta menghasilkan uang jika itu sebuah film komersil.

            Pengaruh Jam Kerja Terhadap Proses Produksi Sebuah Film

            Industri film Hollywood yang terletak di Los Angeles, Amerika Serikat terkenal sebagai pusat produksi film terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Hal ini menjadikan Hollywood sebagai "kiblat" dari kegiatan industri film di Indonesia, namun tidak dengan jam kerjanya. Di Hollywood mereka sudah menerapkan jam kerja 10-12 jam per hari. Sedangkan di Indonesia masih banyak yang melebihi jam tersebut, bahkan hingga sampai 16 jam per hari atau bisa lebih. Hal ini akan memengaruhi waktu dan budget dalam pembuatan film yang akhirnya juga berpangaruh terhadap ekonomi kreatif dan kesehatan industri film di Indonesia.

             Seperti contoh yang pertama, ketika syuting diproduksi hanya selama 12 jam dari jam 6 pagi sampai 6 malam, akan memberi jatah makan crew 2 kali di pagi dan sore. Namun ketika syuting diproduksi lebih dari 12 jam, akan menambah jatah makan di malam hari. Bahkan terkadang ada yang memaksakan syuting melebihi 12 jam tanpa diberi makan malam, yang menyebabkan kesehatan crew menurun. Hal ini akan memengaruhi budget yang digunakan dalam proses produksi sebuah film tersebut. Dari situasi seperti ini akhirnya muncul perbedaan antara proses produksi di Indonesia dan di Hollywood.  Keadaan seperti ini biasa disebut sebagai syuting "tidak sehat" karena memang jam kerja yang melebihi kapasitas manusia.

            Sebagai contoh kedua, syuting yang melebihi 12 jam akan memengaruhi crew yang bekerja dalam produksi tersebut. Karena waktu yang melebihi kapasitas membuat crew kelelahan. Jika salah satu crew sakit pasti akan memengaruhi pekerjaan antar divisi. Karena semua crew pasti saling berpengaruh. Apalagi di Indonesia masih banyak pelaku film yang tidak memiliki asuransi kesehatan, menyebabkan pembengkakan dana juga dalam pembuatan sebuah film.

            Kemudian ada contoh ketiga kasus yang pernah saya alami, ketika produksi sebuah film dari pagi sampai pagi. Salah satu supir yang membawa alat mengalami kecelakaan karena kelelahan. Dari contoh kasus di atas akhirnya muncul dana tambahan, untuk crew atau mengganti alat rusak akibat kelalaian yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan.

            Pengaruh Ibadah Dan Keyakinan Di Industri Film

            Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya kebanyakan memeluk agama islam. Tidak menutup kemungkinan pelaku film juga banyak yang memeluk agama islam. Sebuah keresahan yang saya alami terhadap jam kerja dunia film yang terkadang menyebabkan crew tidak melaksanakan ibadahnya dikarenakan kelelahan atau waktu istirahat yang terbatas. Menurut saya ibadah sangat penting untuk kelancaran sebuah kegiatan, namun balik lagi kepada kepercayaan masing-masing individu. Akan lebih baik untuk kesejahteraan crew jika ada waktu istirahat atau waktu ibadah yang cukup, karena setiap manusia berbeda-beda, ada yang membutuhkan waktu tersebut ada yang tidak memerlukannya.

            Namun, dari segi keyakinan menurut saya ada yang memengaruhi ekonomi kreatif dari industri film. Sebagai contoh kasus ketika terjadi hujan dalam proses kegiatan syuting. Dalam islam mempercayai ada orang yang "bisa" menghentikan hujan tergantung niat dan hajatnya, biasanya disebut sebagai pawang hujan atau rain stopper. Tentunya hal ini memerlukan budget tambahan yang harus dikeluarkan untuk jasa pawang hujan. Bagi yang memiliki keyakinan pasti akan memakai jasa tersebut. Namun yang tidak berkeyakinan tidak memerlukan jasa tersebut. Sehingga dari kedua perbedaan ini akan mengeluarkan budget yang berbeda dalam produksi sebuah film. Tergantung terhadap kepercayaan masing-masing. Terdengar tidak masuk akal, namun balik lagi dengan yang namanya keyakinan setiap manusia berbeda-beda.

            Harapan Terhadap Industri Kreatif Di Indonesia Dalam Dunia Film

            Dari berbagai pendapat yang saya tuliskan di atas, saya berharap industri kreatif dalam dunia film di Indonesia bisa membaik. Jam kerja yang berlebihan akan membuat sumber daya manusia pelaku film memburuk. Hal ini juga pasti akan berpengaruh untuk proses produksi film. Saya berharap jam kerja yang cukup per-harinya dan tidak perlu memaksakan menyelesaikan di hari itu juga dengan pertimbangan yang telah disepakati oleh semua crew. Melihat kasus-kasus yang sudah terjadi sangat miris bagi pelaku film di Indonesia. Begitu juga dengan waktu ibadah dari setiap crew, kita harus menghargai dan memberikan waktu yang cukup untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing. Karena dari semua contoh yang saya tuliskan pasti akan berpengaruh dalam sebuah ekonomi kreatif.

            Saya menyadari dalam penulisan artikel ini memiliki banyak kekurangan atau kesalahan informasi yang saya tulis. Saya sangat berterima kasih jika kalian sebagai pembaca bisa membenarkan kesalahan-kesalahan yang saya tulis. Terima Kasih telah membaca artikel yang saya tulis sampai selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun