Mohon tunggu...
Samsudin Simatupang
Samsudin Simatupang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis kelahiran Palembang pada 13 nopember 1961. Saat ini menjadi anggota PPPSU ( Perkumpulan Penulis Pendidik Sumatera Utara ). Kegiatan sehari hari menulis artikel di Gurusiana Media Guru dan Kompasiana Indonesia, Pemerhati Kegiatan Sosial Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Marbante Horbo pada Hari Raya Idul Fitri

25 April 2022   13:30 Diperbarui: 25 April 2022   13:35 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah mendekati akhir Ramadan menuju Hari Raya Idul Fitri. Biasanya di desa Sidapdap Simanosor Julu tradisi marbante  horbo. Biasanya marbante horbo untuk persiapan santapan di Hari Raya Idul Fitri. 

Masyarakat di desa ini biasanya secara bergotong royong mengadakan acara marbante horbo dengan cara berpatungan mengumpulkan uang sebelumnya. Pada saat hari marbante horbo seluruh masyarakat di desa ini berkumpul di tengah lapangan untuk menyaksikan acara ini.

Setelah dilakukan acara pemotongan horbo atau kerbau maka dibersihkan dan dibagi secara merata. Dalam satu tandingan terdapat daging, tulang, kulit, jeroan, hati, dan lain lain. 

Semua orang yang mengikuti acara ini sangat bahagia karena akan mempersiapkannya menyambut Hari Raya Idul Fitri. Acara marbante horbo ini hanya dilakukan satu kali dalam setahun yaitu pada saat Hari Raya Idul Fitri. Dan ini menjadi tradisi bagi masyarakat di desa ini. 

Terkadang bila sanak saudara banyak berdatangan dari kota maka mereka bisa menambah menjadi 2 tandingan. Hal ini dilakukan agar semua sanak keluarganya merasakan kebersamaan di Hari Raya Idul Fitri. 

Suasana bahagia menyelimuti keluarga bila sanak saudaranya datang lebih banyak dan menjadi kebanggaan bagi warga di desa ini. Sehingga suasana kekeluargaan semakin terasa karena hanya terjadi satu kali dalam setahun. Semoga tradisi marbante horbo ini tetap dilestarikan di desa ini agar tidak hilang dimakan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun