[caption id="attachment_332669" align="aligncenter" width="518" caption="Salah satu aksi Kelompok Pendukung Papua Merdeka di Australia. (Sumber: ww.radioaustralia.net.au)"][/caption]
Pilpres 2014 di luar negeri sudah selesai digelar, diikuti 2.038.711 WNI yang tercatat pada Daftar Pemilih Tetap (DPT). Mereka tersebar di sekitar 80-an negara, di antaranya di Australia. Pilpres di negeri Kanguru itu dilaksanakan tanggal 5 dan 6 Juli dengan jumlah Pemilih (DPT) mencapai 22.307 orang.
Selain jumlah WNI yang tergolong besar, Pilpres di Australia juga dinilai paling tinggi tingkat partisipasi pemilihnya, yakni mencapai 90-an persen. Namun sayangnya, antusiasme WNI di Australia itu, khususnya di Darwin“tercoreng” oleh ulah segelintir aktivis pendukung Papua Merdeka yang melakukan aksi demo di luar tempat pemungutan suara (TPS) di kantor Konsulat Indonesia.
Uniknya, kelompok pendemo dari Free West Papua di Northen Territory yang dipimpin Rob Wesley-Smith dan Cindy Watson itu bukan buat boikot Pilpres sebagaimana dilakukan kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Tanah Papua, baik oleh sayap militernya (TPN-OPM) maupun sayap politiknya (KNPB). Tetapi sebagai bentuk dukungan bagi perjuangan rakyat Papua yang ingin merdeka dari Indonesia. Hal itu tampak jelas dari pernyataan juru bicara kelompok ini, Rob Wesley-Smith:
“Mereka yang memilih hari ini, harus mengingat mengenai apa yang terjadi di Papua dan peranan yang dimainkan salah seorang kandidat, Prabowo,” kata Rob Wesley-Smith.http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-07-07/kelompok-pendukung-papua-demo-kjri-darwin-saat-pilpres/1339052
Antara tujuan aksi dengan isi pernyataan jubir tersebut, sepertinya tidak nyambung. Apa hubungannya antara Papua merdeka dengan Prabowo? Memangnya kalau Jokowi-JK yang menang Pilpres lantas keduanya akan mendukung Papua lepas dari NKRI?
Pada bagian lain, Cindy Watson mengatakan mereka memprotes sikap militer Indonesian mengancam rakyat Papua yang memboikot Pilpres. “Rinciannya sejauh ini sudah empat orang terbunuh dan 42 lainnya ditangkap,” kata Cindy Watson. Artinya, jika mereka mendukung kampanye boikot Pilpres yang dilakukan oleh kelompok aktivis di Papua, mestinya mereka tidak hanya menolak Prabowo, tetapi juga Jokowi. Maka aksi kelompok Free West Papua di Darwin itu memang tidak sejalan dengan agenda OPM.
Barangkali lebih tepat kalau aksi Wesley Smith dkk itu adalah kampanye menolak Prabowo sebagai kandidat Presiden RI dengan berkedok aksi mendukung Papua merdeka.
Uniknya lagi, pemerintah Australia diam saja menyaksikan aksi itu. Terkesan membiarkan. Sehingga orang awampun bisa menyimpulkan bahwa pemerintah Australia juga mendukung kampanye anti-Prabowo.Berbeda dengan pemerintah Belanda beberapa waktu lalu, ketika ada aksi demonstrasi mendukung Papua merdeka, aparat keamanannya langsung menyita simbol-simbol Papua merdeka yang dibawa dalam aksi itu.
Aktivis Kemerdekaan Timor Timur
Kita perlu mewaspadai aksi-aksi seperti ini lebih-lebih di Australia, karena kepentingan Australia di Indonesia cukup besar. Bisa saja Australia sedang menggunakan para mantan aktivis pro kemerdekaan Timor Timur untuk memecah-belah bangsa kita. Karena Cindy Watson dan Rob Wesley-Smith selama ini dikenal concern dalam masalah Timor Timur.Hal itu bisa kita lihat dari track record kedua orang tersebut. Rob Weskey-Smith tahun 2012 lalu menerbitkan buku berjudul “117 Days in East Timor” yang mengupas tentang kehancuran Timor Leste pasca referendum dan pengalamannya sebagai relawan kemanusiaan di Timor Leste tahun 1999-2000. http://www.scribd.com/doc/181115510/117-Days-in-East-Timor-R-Wesley-Smith-pdf
Rob Weskey-Smith tahun 1995 juga pernah terlibat dalam aksi demo menolak keikutsertaan Indonesia dalam acara Arafura Games yang diselenggarakan di Darwin. Sementara Cindy Watson, awal tahun ini ikut menandatangani surat terbuka dari The Timor Sea Justice Campaign (TSJC) yang ditujukan kepada PM Tony Abbott yang mendesak pemerintah Australia segera menetapkan tapal-batas maritim permanen dengan Timor Leste. http://hass.unsw.adfa.edu.au/timor_companion/countdown_to_freedom/jude_conway.php
Sebagai orang Indonesia saya setuju dengan pernyataan Ketua penyelenggara Pilpres pada KJRI Darwin, Ferdi Mauboy. Bahwa Australia atau negara manapun di muka bumi ini harus bisa menerima bahwa Indonesia adalah Papua, dan Papua adalah bagian dari Indonesia.**
Bandung, 8 Juli 2014
Salam anti-boikot Pilpres
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H