Sholat tarawih yang dilaksanakan berjamaah di masjid selama bulan ramadhan selalu punya cerita.
Seperti malam ini dan malam-malam sebelumnya. Sebelum imam mengucapkan takbir terlebih dahulu meminta jamaah merapatkan shaf dan mengisi shaf-shaf yang kosong terutama di barisan depan.
Bukanya mereka tidak mendengar dan juga bukannya tidak paham aturannya. Tapi tetap saja mereka tidak mau merapatkan shaf sehingga tak jarang mereka sholat dengan shaf tersendiri/ terpisah dengan jamaah lain.Â
Seharusnya mereka merapatkan shaf agar rapi dan mencegah setan berada di shaf-shaf yang kosong guna menggoda jamaah agar tidak khusyuk dalam menjalankan sholatnya.
Mereka punya alasan yang beragam untuk tidak merapatkan shaf terutama jika shaf yang kosong tidak tepat di bawah kipas/pendingin ruangan jadi mereka akan mencari posisi yang tepat berada di bawah kipas agar tidak gerah merupakan alasan pertama.
Yang kedua jika shaf yang kosong tidak tepat dekat tembok atau tiang penyangga masjid yang biasa digunakan untuk bersandar saat lelah berdiri.
Yang ketiga maunya berada di shaf belakang walau di depan masih kosong dengan alasan sering bolak balik kamar mandi. Kalau di depan nanti mengganggu yang lain. Alasan yang masuk akal memang. Tapi..
Dari ketiga alasan tersebut yang saya tahu mungkin masih banyak alasan-alasan lainnya yang semata-mata hanya untuk pembelaan atas perbuatan yang dilakukanÂ
Semoga kita tidak termasuk di antara mereka yang selalu mencari alasan untuk tidak merapatkan barisan dan shaf saat sholat berjamaah.
Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H