Mohon tunggu...
Samsinar Sambo
Samsinar Sambo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 31

Seorang guru plus sebagia ibu rumah tangga yang selalu ingin membahagiakan keluarga dan selalu ingin berbagi ilmu kepada siswanya dan berbagi kebahgian kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita Acara Pengambilan Sumpah Fungsional

17 Februari 2023   14:10 Diperbarui: 17 Februari 2023   14:13 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahi rohmanirrohim

Hari ini adalah jadwal saya Tanda Tangan (TTD) berita acara sumpah jabatan fungsional P3K yang sudah dilaksanakan serentak pada tanggal 31 Mei tahun lalu. Di sekolah saya guru P3K dapat jadwal berbeda-beda ada yang tanggal sama tapi sesi berbeda atau sebaliknya. Dan kebetulan yang belum tanda tangan hari ini ada 5 orang ada yang sesi 2, 3, 4, dan saya  sesi 5 yaitu pukul 13.00 WIB.

Setelah mengadakan perbincangan sebentar, kita akan ke P4 Duren Sawit Jakarta Timur berangkat bareng menggunakan gabcar agar tidak kehujanan mengingat sekarang musim hujan. Ternyata tadi pagi bu Mariana  izin jalan terlebih dahulu karena satu dan lain hal. Demikian juga dengan pak Jundi izin jalan terlebih dahulu agar cepat Kembali lagi kesekolah. Sehingga tinggallah saya, bu Nur dan pak Aris.

Pukul 8.30 kita pun berangkat setelah izin ke ibu kepala sekolah menggunakan grabcar. Kurang dari 20 menit kita sampai di depan Rumah Sakit Duren Sawit karena tadi saat pesan grabnya memilih tujuan di rs tersebut sebab gedungnya bersebelahan dengan Gedung P4. Alhamdulillah bapak grab baik hati dan tidak sombong mau mengantarkan kita sampai lobbi Gedung P4.

Sampai di Gedung P4 kita langsung naik di lantai 4 berdasarkan informasi dari teman-teman yang sudah TTD terlebih dahulu. Dan mereka berpesan jika ada bertanya sesi berapa di pintu masuk jawab saja sesuai dengan sesi yang saat itu sedang berlangsung agar tidak disuruh menunggu di bawah sampai tiba sesi kita. Sebetulnya saya sudah was-was jika nanti ada yang bertanya karena saya datang lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Dilema juga sih sebetulnya,  jika saya jawab jujur maka saya akan menunggu lama hingga pukul 13 sekitar 5 bisa bete luar biasa itu karena menunggu adalah hal yang paling membosankan. Tapi jika saya berbohong memang akan bisa cepat TTD tapi dosa saya akan bertambah lagi.

Dan ternyata tidak ada security di pintu masuk sehingga tidak ada yang bertanya-tanya. Kita bertiga langsung naik ke lantai 4 menggunakan tangga. Di usia yang tidak muda lagi membuat orang tua yang naik bersama kita membutuhkan tenaga ekstra untuk sampai ke tujuan yaitu lantai 4. Kalau kita bertiga sudah biasa karena sehari-harinya mengajar di lantai 4. Alhamdulillah setelah menaiki anak tangga yang lumayan banyak sampai juga di tempat penanda tanganan berita acara. Kita sampai dan mencari tempat duduk sambil mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.  Saat duduk saya menanyakan bu Nur dan pk Aris TTD di meja berapa, ternyata mereka tidak mengetahui harus TTD di meja berapa karena saat melihat undangan hanya fokus ke no mor urut, sesi, dan nama saja. Begitu saya tanya barulah mereka mencari nomor meja tempat TTD.

Saya di meja 1, bu Nur di meja 6, dan pk Aris di meja 10. Setelah mengetahuinya kami pun menuju ke meja masing-masing. Saya menuju meja 1 yang kebetulan kosong petugas memanggil saya "ibu silahkan duduk, ibu sesi berapa?" saya sesi 5 sih mba" jawab saya dengan wajah cemas khawatir disuruh menunggu karena dating tidak sesuai sesi. Ternyata si mba meminta saya langsung TTD daftar hadir sambil beliau mencari berita acara atas nama saya. Setelah TTD daftar hadir saya pun menanda tangani berita acara atas nama saya. Kemudian saya undur diri tak lupa mengucapkan terima kasih kemudian mencari teman-teman. Saat akan mencari mereka  ada bu Mariana  yang tadi berangkat duluan sudah duduk di bangku tunggu di depan meja 10 tempat pk Aris TTD.

Sambil menunggu mereka yang TTD saya mengobrol dengan bu Mariana  "Ibu belum pulang, Sengaja nunggu kita ni?" pertanyaan saya kepada beliau. Iya bu sam saya jadi tadi saya rencananya mau makan bubur ayam ternyata saat cek tas dompet saya tidak ada, ternyata dompet saya tertinggal di laci meja diruangan saya. Alhasil saya nunggu ibu-ibu deh biar pulang bareng." Cerita bu Mariana .

O aalaah bisa begitu! Ya udah bu, bentar lagi kita pulang naik grab aja lagi. Saat ngobrol saya tidak sengaja lihat pak Aris sedang foto berita acara. Nah spontan saya bertanya ke bu Mariana  "Ibu tadi sudah foto berita acara? Sudah dong buat bukti jawab beliau. Saya belum, kalau begitu saya tinggal sebentar ya bu, mau foto berita acara juga. Iya bu Samsilahkan kata bu Mariana . Saya pun Kembali ke meja satu dan minta izin memefoto berita acara yang tadi sudah saya tanda tangani.

Setelah foto berkas selesai saya Kembali ke tempat duduk yang ada bu Mariana  ternyata di situ sudah ada pk Aris dan bu Nur. Sebelum turun seperti biasa emak-emak zaman naw. Kita berswa foto dulu sementara pk Aris izin ke toilet. 3 foto sudah ada tapi masih kurang karena foto pk Aris tidak ada, sehingga saat pk Aris Kembali dari toilet kita pun berswafoto dengan personal lengkap dimana ada 1 pangeran 3 bidadari.

Acara foto-foto di atas selesai , pak Aris mengajak kita turun karena menunggu snack tidak akan ada ucap beliau sambil tersenyum. Benar juga sih karena memang tidak disediakan snack kan khusus TTD saja. Begitu di bawah saya Kembali pesan grabcar, sambil menunggu kita kembli berfoto di bawah sambil duduk di atas bangku. "Bentar bu saya cek dulu apakah kita muat duduk di sini ber empat!" canda pak Aris padal bangku Panjang lho. Tapi itulah pak Aris terkadang suka bergurau menghidupkan suasana.

"Bu Marian  foto dong, kita sedang duduk di sini bair nanti kirim di group kalau kemarin pak Yuna kirim foto kertas kita nanti kirim foto wajah kita".Ucap bu Nur  "Bentar kamera saya dimana ya?" celoteh bu Mariana  karena tidak menemukan menu kamera di hpnya. "O alaah kamera ibu di rumah" jawab saya. "Bukan bu di hp saya ga ketemu" jawab bu Mariana lagi. "Udah pake hp saya saja nanti kata cari kamera ibu ada dimana" ucap saya. Dan kami pun berswafoto Kembali.

Tiba-tiba hp saya bergertar dan bapak grab menelpon "Hallo". "Ya pak" jawab saya.
"Ibu saya masuk ke lobby atau tunggu di depan saja?"  Bapak tunggu di depan saja saya ke depan sekarang. Kita pun jalan ke depan. Itu dia grabnya kata  bu Mariana  setelah saya menyebutkan plat mobil grab yang saya order. Secara spontan bu Mariana  berteriak "Pak tunggu, pak kita di sini." Namun itu mobil tidak berhenti ternyata hanya puter balik saja. Kita pun mengejar mobil tersebut, " Lah ko pergi ke rumah sakit bu Sam mobilnya." Tanya pak Aris.  Saya pun baru ingat ternyata saya tidak merubah titik jemputan masih sama dengan tujuan tadi  di RS Duren Sawit. "O alaah pantesan itu mobil jalan aja padahal kita sudah teriakin ucap  bu Mariana. Saat menuju mobil grab saya mendengar nama saya dipanggil seseorang "bu Sam, bu saam". karena focus saya ke grab untuk menghubungi driver agar tidak masuk ke rs. Shingga tidak jelas mendengar siapa yang memanggil sampai bu Nur colek saya "bu Sam itu ada yang manggil dari tadi".begintu saya lihat ke samping kana nada pk heri di seberang jalan memanggi saya. Bu sam pa kabar dari tadi say mau panggil takut salah begitu sudah dekat ternyata benar. Lagi ngapain pak lai nuggu istri yang TTD" bapak udah? Udah kemarin jawab beliau.  CGP gimana lancer jawab beliau. Sip lanjut maaf tadi ga dengar duluan ya. Ok sya masih menunggu assalamu alaikum ucap saya mengakhir percakapan. Sabil melangkah sayup sayaup saya mendengar balasan salam beliau.

Kita pun naik ke mobil yang sudah menunggu. Begitu naik bu Mariana bercerita sambil cari posisi duduk yang nyaman "Pak kita dari tadi sudah lari-lari lho kejar bapak seperti orang yang mau pulang kampung yang ketinggalan bis" katanya.  "Memang bapak ga lihat kita?" saya menambahkan dengan santainya si bapak menjawab Llah kan saya tidak kenal Ibu jadi saya tidak berhenti, kalau kenal atau teman saya langsung berhenti." Sepajang perjalanan menuju sekolah SMKN 31 banyak hal yang kita bicarakan mulai dari menjawab pertanyaan-pertanyaan pak driver mengenai P3K yang kebetulan istrinya juga P3K di daerah Bekasi dan ingin pindah menjadi P3K di Jakarta yang katanya sangat sulit.

Memang untuk pindah P3K cukup sulit apalagi tidak sesuai dengan domisili contohnya seperti istri si bapak driver KK Bekasi ingin P3K di Jakarta tentu sulit bukan tidak boleh tapi prosesnyta yang lumayan ribet dan lama. Selain itu kita juga membahas kjp siswa yang sekarang lagi tahap pengumpulan berkas. Karena terlalu larut dengan pembicaraan tanpa terasa kita sudah sampai di tujuan. Kita pun turun dan tak lupa membayar ongkos dan mengucapkan terima kasih kepada pak driver.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun