1. Mencoba metode atau topik baru dalam menulis
Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Jadi penyebab jika: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis Karya Tulis Ilmiah yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Jadi obat jika : Berkaitan dengan faktor penyebab WB tersebut.
2. Stress
Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.
3. Lelah fisik atau mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.
Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan, atau memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.
Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.
4. Terlalu perfeksionis
Jika kita terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum maka percayalah tulisan kita tidak akan selesai-selesai. Jadi menulislah dengan tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherens dan sebagainya ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.
5. Waktu
Cara mengatasi WB yang berkaitan dengan waktu dengan membuat skala prioritas dan jadwal menulis. Cari dan kenali waktu emas dalam menulis (karena tiap orang bisa berbeda). Bisa saja menulis di kala subuh? Sebelum tidur? Saat jeda istirahat? Maka menulislah di waktu terbaik tersebut