Jika aku seorang penyair
 Sajakku adalah engkau
 Memberikan nafas pada puisiku
 Dan mengalirkan darah
 Pada denyut nadi tintaku
 Tiap hujahmu adalah aksaraku
 Tersusun sebagai satu inspirasi
 Menyatukan aku pada hari hidupku
 Memberikan api bagi madahku
 Bahwa tiap kata baitku ada tatapan matamu
 Kias prosa yang kutuangkan
 Slalu ingin kupersembahkan
 Bagi semangat hidupmu yang menjadi belulang tubuhku
 Ketika aku menggigil
 Mencari sari untuk menghangatkan urai lafas syairku
 Engkau menjadi bara
Di setiap waktu
 Maaf jika aku tak perduli pada amarahmu
 Karena itu yang merekatkan simfoni ku menjadi satu
 Tetaplah menjadi Mentari ku
 Karena seisi alamku kan gelap gulita tanpa sinarmu !
 Tetaplah menjadi senyum ku
Karena tangismu kan menghanguskan balada ku !
(REUNI 90-98)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H