Mohon tunggu...
Samsiah
Samsiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN SUSKA RIAU SEMESTER 5

Hobi Membaca Buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan Berbahasa dan Berbicara Pada Anak

3 Januari 2023   16:14 Diperbarui: 3 Januari 2023   16:17 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samsiah

3 Januari 2023

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia berupa lambang-lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna, mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, baik yang konkret maupun yang abstrak. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan bahasa yang sangat baik diperlukan. Orang dengan kemampuan berbahasa yang baik dapat menyerap dan menyampaikan informasi dengan lebih mudah, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek: menyimak, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar manusia dapat berbicara. Salah satu aspek bahasa yang perlu dikuasai adalah berbicara, karena keterampilan berbicara mendukung keterampilan lainnya.

Dalam terminologi medis, gangguan berbicara dan bahasa disebut sebagai aphasia. Aphasia adalah kondisi di mana seorang anak tidak dapat berbicara karena kerusakan otak. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan berbicara, menulis, mengarang, dan membaca.Penyebab aphasia adalah kerusakan otak pada hemisfer (dua sisi simetris yang membagi otak besar). Otak mempunyai dua bagian penting dan kerusakan pada kedua bagian ini akan menyebabkan gangguan berbahasa.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak 

Kognisi (Proses Perolehan Pengetahuan), tingkat kemampuan kognitif seseorang mempengaruhi kecepatan perkembangan bahasanya. Hal ini terkait dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pemikiran manusia dan bahasa.

Pola komunikasi dalam keluarga, mempercepat perkembangan bahasa keluarga dalam keluarga dengan banyak arah komunikasi.

Jumlah Anak atau Jumlah Keluarga, suatu keluarga yang mempunyai banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat lantaran terjadi komunikasi yg bervariasi dibandingkan menggunakan yang hanya mempunyai anak tunggal dan tidak terdapat anggota lain selain famili inti.

Posisi Urutan Kelahiran, perkembangan bahasa anak yg posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini ditimbulkan anak sulung mempunyai arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya mempunyai arah komunikasi ke atas saja.

Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa), anak yg dibesarkan pada keluarga yg memakai bahasa lebih berdasarkan satu atau lebih rupawan & lebih cepat perkembangan bahasanya berdasarkan dalam yang hanya memakai satu bahasa saja lantaran anak terbiasa memakai bahasa secara bervariasi. Misalnya, pada pada tempat tinggal beliau memakai bahasa wilayah & pada luar tempat tinggal beliau memakai bahasa Indonesia.

Gangguan bahasa disebut juga gangguan perkembangan bahasa atau bahasa ekspresif. Keterlambatan atau gangguan bicara adalah jenis gangguan dalam berkomunikasi dengan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kecacatan dalam pemrosesan simbolik. Kesulitan ini mengarah pada fakta bahwa seseorang tidak dapat memberikan simbol atau simbol yang diterimanya dan sebaliknya mengubah konsep pemahaman menjadi simbol yang dapat dipahami orang lain. Seseorang dikatakan memiliki telor atau gangguan bicara ketika mereka tidak dapat sepenuhnya berkomunikasi satu sama lain. Gangguan bicara dapat terjadi ketika komunikasi seseorang berbeda secara signifikan dari bahasa anak normal.

Penyebab Gangguan Berbicara

Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas. Semua gangguan berkisar dari proses pendengaran hingga transmisi rangsangan ke otak, otot, atau organ vokal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab gangguan bahasa adalah adanya gangguan hemisfer yang dominan. Audio yang terdistorsi atau tertunda dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

- Faktor Medis

Faktor medis yg paling banyak berperan pada kesulitan belajar bahasa merupakan tidak atau kurang berfungsinya sistem syaraf sentra yg ditimbulkan sang adanya cidera atau memar. Dalam kaitan ini dikenal afasia, yaitu hilangnya kemampuan bicara lantaran gangguan dalam syaraf sentra. Cidera atau memar dalam otak bisa terjadi lantaran banyak sekali peristiwa misalnya syok waktu mak sedang mengandung, penggunaan obat berlebihan, kelahiran muda (premature), benturan fisik, struk, & keracunan.

- Kondisi Fisiologis

Yang dimaksud menggunakan syarat fisiologis merupakan kemampuan berdasarkan organ- organ yg terkait pada menjalankan kegunaannya buat mendukung terhadap kelancaran anak pada meniti tugas perkembangan bicara & bahasanya. Organ-organ tadi mencakup susunan syaraf (syaraf senso-motoris ), syarat organ indera pendengaran & organ bicara.

- Kondisi Lingkungan

Lingkungan rumah harus menciptakan kondisi yang kondusif untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bahasa dan bahasa anak. Dengan stimulasi verbal yang positif dari orang tua dan keluarga, anak dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kemampuan berbicara dan berbahasanya.

Penanganan Dalam Gangguan Berbicara

Pengobatan gangguan bicara dimulai dengan mengidentifikasi pasien, seperti riwayat medis, keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, keterampilan kognitif, dan keterampilan komunikasi. Kemudian pengobatan dilanjutkan dengan diagnosis penyakit pasien. Setelah hasil diagnosis tersedia, pasien diperlakukan sesuai.

 

- Terapi Bicara. 

Terapi wicara biasanya menggunakan audio atau video dan cermin. Terapi wicara untuk anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, boneka, permainan peran, gambar pasangan, atau kartu. Terapi sendi dewasa berfokus untuk membantu pasien menghasilkan suara dengan benar, termasuk posisi lidah yang tepat, bentuk rahang, dan kontrol pernapasan untuk menghasilkan suara dengan benar.

 

- Terapi Oral Motorik.

Terapi ini memakai latihan yg tidak melibatkan proses bicara, misalnya minum melalui sedotan, meniup balon, atau meniup terompet. Latihan ini bertujuan buat melatih & memperkuat otot yg dipakai buat berbicara. 

- Terapi Intonasi Melodi. 

Terapi intonasi melodi kami dapat digunakan untuk pasien stroke dengan gangguan bicara. Musik atau melodi yang digunakan biasanya lambat, liris, dan bervariasi intonasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun