Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ukraina-Taipei, Petualangan Para Jagoan Gaek

6 Agustus 2022   08:53 Diperbarui: 6 Agustus 2022   09:06 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amerika Serikat -- yang selama ini juga bersaing panas dingin dengan RRC di Indo Pacific, memberikan ancaman, termasuk opsi meningkatkan eskalasi militer. Amerika Serikat menggunakan Taiwan sebagai pijakannya. RRC dalam konstitusinya mencantumkan bahwa Taiwan adalah provinsinya yang memberontak. Pengakuan, penguatan dan peningkatan kehadiran secara militer negara lain kepada Taiwan, adalah merupakan permusuhan langsung kepada RRC.

Belum lama ini, Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan akan mengadakan tur di bulan Agustus ke Asia. Pelosi, politisi gaek berusia 82 tahun ini -- urutan ketiga dalam konstitusi Amerika Serikat -- termasuk kemungkinan akan mengunjungi Taiwan. Ini adalah kunjungan politis, termasuk untuk bargain position secara domestik bagi Pelosi.

Untuk menjamin keamanannya, seluruh sistem persenjataan yang diperlukan akan dikerahkan Amerika Serikat ke sekitar Taiwan. Alasan yang sekaligus bagus dan bersimbiosis mutualis dengan kebijakan Presiden Joe Biden.

Xi Jin Ping, Presiden RRC berusia 64 tahun geram. Dia perlu tunjukkan kepada petinggi militer dan politbiro sebagai Pemimpin yang taat konstitusi dan tidak akan segan-segan menghadapi persenjataan Amerika Serikat di pelataran depannya di Taiwan. RRC adalah super power ekonomi dan militer di kawasan. Armada kapal, pesawat pemburu, dan alutsista kedua negara bersiaga penuh dan dimobilisasi mendekat ke Selat Taiwan. Ini menyangkut kedaulatan negara, integritas wilayah, keselamatan rakyat serta international pride.

Doktrin perang Amerika Serikat adalah menjaga kepentingan politiknya di seluruh dunia.  Armadanya ditempatkan dan berpatroli di tujuh kawasan Samudera raya. Belum lagi kekuatan sistem balistik dan satelit yang berbasis di angkasa. Apabila eskalasi di Selat Taiwan memuncak, maka Joe Biden akan berperang di dua front sekaligus. Front Barat di palagan Ukraina berhadapan dengan Rusia, dan Front Timur di Selat Taiwan -- berhadapan dengan RRC. Walaupun perang di Eropa Ukraina sampai saat ini baru berupa proxy, namun tidak menutup kemungkinan bagi militer Amerika Serikat untuk turun langsung di lapangan, sebagaimana pernah dilakukannya di Vietnam atau di Afganistan di masa lalu.

 Hei, para jawara tua : Putin, Joe Biden, Pelosi dan Xi Jin Ping,  arif dan bijaksanalah !!! Jangan sembarang mengancam atau menghamburkan peluru. Seperti Bharada "X" yang masih muda itu, lho. 

Jakarta, Agustus 2022

Penulis -- Alumni Universitas Pertahanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun