Amerika Serikat -- yang selama ini juga bersaing panas dingin dengan RRC di Indo Pacific, memberikan ancaman, termasuk opsi meningkatkan eskalasi militer. Amerika Serikat menggunakan Taiwan sebagai pijakannya. RRC dalam konstitusinya mencantumkan bahwa Taiwan adalah provinsinya yang memberontak. Pengakuan, penguatan dan peningkatan kehadiran secara militer negara lain kepada Taiwan, adalah merupakan permusuhan langsung kepada RRC.
Belum lama ini, Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan akan mengadakan tur di bulan Agustus ke Asia. Pelosi, politisi gaek berusia 82 tahun ini -- urutan ketiga dalam konstitusi Amerika Serikat -- termasuk kemungkinan akan mengunjungi Taiwan. Ini adalah kunjungan politis, termasuk untuk bargain position secara domestik bagi Pelosi.
Untuk menjamin keamanannya, seluruh sistem persenjataan yang diperlukan akan dikerahkan Amerika Serikat ke sekitar Taiwan. Alasan yang sekaligus bagus dan bersimbiosis mutualis dengan kebijakan Presiden Joe Biden.
Xi Jin Ping, Presiden RRC berusia 64 tahun geram. Dia perlu tunjukkan kepada petinggi militer dan politbiro sebagai Pemimpin yang taat konstitusi dan tidak akan segan-segan menghadapi persenjataan Amerika Serikat di pelataran depannya di Taiwan. RRC adalah super power ekonomi dan militer di kawasan. Armada kapal, pesawat pemburu, dan alutsista kedua negara bersiaga penuh dan dimobilisasi mendekat ke Selat Taiwan. Ini menyangkut kedaulatan negara, integritas wilayah, keselamatan rakyat serta international pride.
Doktrin perang Amerika Serikat adalah menjaga kepentingan politiknya di seluruh dunia. Â Armadanya ditempatkan dan berpatroli di tujuh kawasan Samudera raya. Belum lagi kekuatan sistem balistik dan satelit yang berbasis di angkasa. Apabila eskalasi di Selat Taiwan memuncak, maka Joe Biden akan berperang di dua front sekaligus. Front Barat di palagan Ukraina berhadapan dengan Rusia, dan Front Timur di Selat Taiwan -- berhadapan dengan RRC. Walaupun perang di Eropa Ukraina sampai saat ini baru berupa proxy, namun tidak menutup kemungkinan bagi militer Amerika Serikat untuk turun langsung di lapangan, sebagaimana pernah dilakukannya di Vietnam atau di Afganistan di masa lalu.
 Hei, para jawara tua : Putin, Joe Biden, Pelosi dan Xi Jin Ping,  arif dan bijaksanalah !!! Jangan sembarang mengancam atau menghamburkan peluru. Seperti Bharada "X" yang masih muda itu, lho.Â
Jakarta, Agustus 2022
Penulis -- Alumni Universitas Pertahanan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H