Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Hotel Tua Legendaris Itu...

27 Juni 2022   17:16 Diperbarui: 27 Juni 2022   17:23 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Pemerintah administrasi Jepang, rombongan AFNEI ditempatkan di Hotel Yamato. Kedatangan AFNEI sekaligus adalah untuk mempersiapkan kedatangan rombongan besar Sekutu yang akan memulangkan tentara Jepang, beserta NICA yang akan memulihkan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia.

Untuk menunjukkan eksistensi dan keberadaannya, malam itu pihak Belanda mengibarkan bendera triwarna di tingkat teratas hotel Yamato. Keesokan harinya, para pemuda revolusioner marah. 

Di bawah pimpinan Roeslan dan S. Kasman, rombongan ini merangsek ke arah markas/ hotel Yamato di Jalan Tunjungan.  Soedirman -- Wakil Residen Surabaya (Fuku Syuco Gunseikan, yang diakui Dai Nippon -- diiringi dua ajudannya Sigit dan Hariyono, meminta agar bendera Merah-Putih-Biru diturunkan. Namun, pihak Belanda yang dipimpin oleh W.V.C Ploegman, yang mendapat perintah Pimpinannya  untuk memastikan keamanan markas, menolaknya.  

Perundingan di markas memanas. Ploegman mencabut pistol, yang secara refleks ditangkis oleh pemuda Sigit. Ploegman tertusuk bayonet. Mati. Pistol meletus. 

Sigitpun terkapar, mati ditembak pengawal Ploegman. Ploegman dan Sigit adalah dua pahlawan, yang mengabdikan diri hingga tetes darah penghabisan. Memperjuangkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa masing-masing. Kita angkat topi kepada mereka.

Soedirman dan Hariyono berlari ke luar. Para pemuda mulai merangsek. Hariyono bersama seorang temannya bernama Kusno Wibowo, berlari kembali ke dalam. 

Menaiki loteng hingga ke dek di lantai atas -- bangunan gaya art deco abad pertengahan ini. Bendera tiga warna dikerek turun. Karena mereka tidak membawa bendera, jahitan birunya dirobek, dan potongan sisa Merah Putih, walau tidak simetris dinaikkan kembali.

Surabaya memanas. Setelah itu pertempuran pertempuran sporadis  pecah di mana-mana. Pemuda Surabaya, atau tepatnya Pemuda Indonesia di Surabaya (waktu itu sebagai kota pelabuhan dan kota dagang terbesar di wilayah Timur, Surabaya dihuni berbagai kelompok pemuda Nusantara) berhadapan dengan Serdadu Jepang, yang sesungguhnya hanya berperang setengah hati. 

Tetapi mengingat tugas mereka untuk menjaga para tawanan Belanda hingga Sekutu datang, pertempuran tidak terhindarkan. Semangat Bushido dan untuk menegakkan kehormatan terakhir di hadapan Sekutu penakluk mereka.

Untuk mencapai gencatan senjata, Pimpinan pasukan Sekutu,  Jenderal Hawtorn meminta tolong menerbangkan Soekarno ke Surabaya. Pertempuran sempat mereda. 

Insiden kedua terjadi,  Jenderal Mallaby  terbunuh di bulan Oktober. Mallaby, satu-satunya Jenderal Sekutu yang meninggal di pertempuran pasca perang dunia kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun