Pernah dengar Dewa dewi kawin dengan manusia. Atau manusia manusia sakti yang menurunkan para Raksasa ?. Ternyata, di  Alkitab ada juga kisah seperti itu. Kitab  Kejadian 6 ayat 2 - 4 menceritakan tentang anak anak Allah yang syoor melihat perempuan perempuan cantik keturunan manusia. Terpesona dengan kecantikan para gadis itu, lalu mereka ramai ramai mengawini cewek cewek yang disukainya.
Diririt angka ANAK NI DEBATA ma BORU NI JOLMA, ala na uli do nasida, jala dibuat gabe jolma nasida guru pamillit nasida.Â
Dari perkawinan tersebut lahir para raksasa yang gagah berani. Rupanya perkawinan campur ini  memasygulkan hati Tuhan. Beliau sewot. Dongkol, kecewa  dan marah. Dalam murka dan sesalnya, didatangkannya air bah untuk menghantam semua mahluk hidup, kecuali Nuh sekeluarga dan pasangan hewan yang beruntung ikut dalam pelayaran di bahteranya.
Perikop tersebut  menarik perdebatan. Mulai dari mereka mereka yang menyebut dan disebut ahli theologia, ahli tafsir, hingga kaum awam yang bermodalkan google, medsos dan youtube turun gelanggang.  Siapa yang dimaksud dengan Anak-anak Allah, dan kenapa kok perkawinan campur yang demikian menjadi trigger sikkam mabarbar yang memantik murka Tuhan sehingga mendatangkan air bah segala. Tanpa ampun.
Apabila anda berselancar di google, puluhan tulisan, artikel, perdebatan dan sebagainya membahas penafsiran ayat ayat itu. Ada yang memperkuat argumennya membawa bawa huruf dan bahasa Ibrani, bahasa Latin, interpretasi hermeneutika, berbagai versi terjemahan dan sebagainya. Dalam argumen dan kontra argumen, puluhan ayat dikutip berseliweran. Tanggapan sopan, halus hingga pedas mendekati makian juga ada. Sekedar untuk mementahkan argumen lawan debat, sekaligus memperkuat argumen sendiri. Mirip debat pendukung pilpres yang lalu.
Aneh bukan ? Â Namanya juga teks kuno. Kan tidak mungkin kita mendapatkan penjelasan dari Penulisnya, kok kenapa pula ngotot ngototan. Lagian kalau interpretasi anda benar, kenapa ?. Apa itu membuat anda menjadi kelihatan lebih beriman, lebih cerdas atau menjadi one way ticket to the heaven ?. Kalaupun itu membawa anda ke surga, dan yang pemahamannya salah jadi diganjar neraka misalnya, emangnya kenapa. Apa urusannya dengan anda. Maka dari itu woles saja bro and Sist. Selow. Apapun penafsiran itu.
Berikut rangkuman beberapa versi pendapat, dengan  sedikit style warna dan gaya tutur saya tentunya.Â
Versi satu. Anak anak Allah yang dimaksud di ayat tersebut adalah anak Adam dan Hawa yang lahir SEBELUM memakan buah pohon larangan. Anak  anak ini tetap suci, dan tidak ikut terusir dari Taman Eden bersama Adam dan Hawa. Mereka mereka inilah yang mengincar dan mengawini gadis gadis cantik itu.
Versi dua. Anak anak Allah adalah anak keturunan Seth (the chosen), sedangkan keturunan Kain (Pendosa -- pembunuh) dilabeli anak anak manusia. Perkawinan antar turunan manusia terpilih dengan turunan pembunuh ini tidak disukai Tuhan. Lalu apa perkawinan demikian menghasilkan raksasa ?. Wallahualam.Â
Versi tiga. Ini penafsiran rada-rada progressif lho. Â Ternyata manusia di muka bumi tidak semua berasal dan keturunan Adam. Yang dicatat di Alkitab itu, secara khusus adalah riwayat keturunan the chosen one. Yaitu garis keturunan secara genealogis dari Adam -- Seth -- Nuh -- Sem -- Abraham -- David -- hingga Yusuf dan terus ke Yesus. Tujuan Alkitab itu adalah menarik benang merah nubuatan sejak jatuhnya manusia ke dalam dosa hingga kedatangan Sang Penebus.
Kalau diurut urut versi Alkitab, peradaban manusia mulai dari Adam hingga saat ini belum ada 10.000 tahun. Di sisi lain, ilmu pengetahuan membuktikan fosil fosil manusia purba ada beragam asal. Ada yang ratusan ribu tahun. Berdasarkan analisa DNA saja kita kita ini kalau diurut urut ada yang campur baur mewarisi gen Afrika, Asia, atau Austronesia misalnya. Tidak percaya ? Coba sekali sekali ke Sangiran di sekitar Solo -- di sana ada museum manusia purba. Ada fosil yang  ratusan ribu tahun lho. Itu di luar teori evolusinya Darwin. Jadi klop bukan ?. Tidak perlu baper atau pura pura mengabaikan fakta fakta ilmu pengetahuan demi kepercayaan kepada kisah Alkitab. Masing masing punya metode dan disiplin ilmu sendiri sendiri.Â
Bisa jadi, manusia yang kawin mengawini dalam teks di atas  itu adalah perkawinan antar ras. Perkawinan antar ras dapat  menghasilkan spesies yang lebih unggul. Perkawinan antar ras hewan seperti kuda Spanyol dengan Kuda Asia bisa melahirkan turunan yang lebih unggul bukan ? Atau seperti perkawinan anjing dengan serigala misalnya. Tidak perlu rekayasa genetika di lab.
Versi empat. Manusia kawin dengan mahluk ilahi atau bidadari juga biasa kita dengar. Ingat beberapa cerita cerita daerah. Bahkan hampir di semua cerita suku di Nusantara ini, punya cerita seperti itu. Â Jaka tarub, atau Siboru deak parujar, sileang nagurasta misalnya. Mitos Dewa dewi Junani kuno atau India juga.Â
Konon, ada juga yang percaya, manusia dengan kwalifikasi tertentu kelak kalau masuk sorga akan disuguhi bidadari juga. Lebih dari satu malah.
Kalau kawin dengan raksasa ?. Di Mahabrata juga ada episode cerita seperti itu. Bima tokoh Pandawa putra dewi Kunti berhasil mempersunting raksasa yang akan memakannya bernama Hidimbi. Perkawinan campuran ini melahirkan Gatot Kaca, yang dikisahkan bisa terbang, Â berotot besi dan bertulang kawat.Â
Nah, cerita di perikop Alkitab itu agak mirip bukan ? Keturunan perkawinan campuran itu orang orangnya  sakti (mighty men, akka jolma na begu/ gagah perkasa Kej. 6,4).
Versi lima... itu rahasia ilahi. Hahomion ni Debata. Jangan dibahas. Tugas kita adalah untuk percaya, mengimani dan mengamalkan. Ilmu kita tidak sampai ke sana. Kalau dibahas terlalu dalam, ntar bisa lemah iman, murtad atau bibelon. Nantilah sesampai di surga, kalau punya kesempatan, ya tanyakan kepada Penulisnya langsung.
Trus bagaimana dengan bagian kedua bang. Maksudnya?.
Ya itu, kok bisa perkawinan campuran dianggap sebagai sebuah kejahatan yang luar biasa yang memantik kegeraman Tuhan. Terbaca di teks itu, Beliau menyesal telah menciptakan manusia dan hatinya pilu.
Emang salah kawin campur apa ?
Hush.... Kok kamu mempertanyakan itu. Kamu meragukan tindakan dan kedaulatanNya ? Â Sana, bertobat dan jangan ulangi lagi berbuat dosa.
Lho ....
Jakarta, Â Â Â Mei 2020
Sampe L. Purba -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H