Tidak mudah bagi Musa untuk merubah mentalitas bangsanya, yang terbiasa menjadi budak/ tenaga kerja di bawah rezim Firaun  selama beberapa generasi. Musa melakukan revolusi mental, disiplin dan sebagainya. Selepas dari kejaran Firaun, Musa tidak mengarahkan bangsa itu lewat jalur Sinai utara melewati Palestina (peta jalur nomor 40 dalam google map modern), atau jalur tengah gurun Sinai menuju Syur (peta jalur nomor 50 dalam google map).
Kedua jalan raya tersebut adalah jalur dagang pada masa itu yang digunakan kerajaan kerajaan besar seperti Suriah dan Asiria Babylon -- Sumeria kuno. Jalur itu dapat ditempuh di bawah 10 hari perjalanan ke Tanah Kanaan.
Barangkali karena pertimbangan taktis militer dan pengenalan wilayah, Musa membawa bangsa itu ke arah Selatan, ke tanah Midian, menyusur searah pantai Timur teluk Suez, ke arah Kadesh Barnea, Timur laut semenanjung Sinai - Â teluk Aqaba yang sekarang, jalan raya 523 dalam peta modern. Musa mengenal betul wilayah tersebut.
Dia menghabiskan waktunya sekitar  40 tahun di kawasan itu, termasuk waktu menggembalakan domba mertuanya Yitro. Di gurun itu juga dia menerima perintah di kaki gunung Sinai untuk kembali ke Mesir menghadap Firaun.
Musa dan rombongannya tiba di kaki Gunung Sinai, setelah lebih 2 bulan menempuh perjalanan yang berat. Perjalanan ini agak seret. Hal itu dapat dimaklumi. Mereka tidak terbiasa long march. (ini mengingatkan saya ke cerita long marchnya pasukan Siliwangi meninggalkan kantong pertahanan Jawa Barat ke Jawa Tengah sesuai perjanjian Renville). Romantikanya rumit.
Rakyat yang bersama Musa bukan militer. Sangat bervariasi mulai dari bayi, pengantin baru, ibu ibu hamil, orang tua, setengah baya, hingga orang orang tua renta. Â Belum lagi kawanan ternak, perkakas dapur, harta kekayaan, minyak wangi, kulit lumba-lumba, senjata dan sebagainya.Â
Afiliasi loyalitas dan politik juga beragam. Beberapa di antaranya adalah mantan mandor dan ambtenar yang ditugaskan Pemerintah Mesir dalam mengawasi rodi rakyat. Agak miriplah ketika terjadi transisi kekuasaan pada awal kemerdekaan kita. Ada yang langsung mendukung, tetapi tidak sedikit juga yang bersimpati ke Pemerintah Kolonial. Juga ada yang wait and see.
Di perjalanan melewati padang yang gersang, air terbatas, binatang berbisa seperti ular banyak, tentu tidak mudah mengatur  manusia lebih dari 600.000 an orang. Saya dapat memahami dan mencoba berempati kepada orang orang awam ini kalau mereka sering bersungut sungut, kurang berterima kasih dan merencanakan pemberontakan (plot) kepada Musa.
Musa, out of nowhere, tetiba de facto menjadi pemimpin sekumpulan besar orang, tanpa melalui Pemilu, serta belum ada regulasi, pemerintahan atau alat negara seperti polisi dan tentara.
Berbagai peristiwa penting -- to build a nation -- dilakukan Musa di sekitar Sinai itu -- Wilayah itu agak datar dan luas, sehingga dapat menampung perkemahan dan juga peternakan  mereka.
Beberapa di antaranya adalah :
- Menetapkan hukum hukum sipil dan agama. Â Hukum hukum sipil ini mirip dengan hukum yang berlaku di daerah sekitar pada masa itu. Yang paling menonjol adalah menempatkan pria memiliki privelese jauh di atas wanita, apa lagi dengan budak.
- Merancang dan mempersiapkan kerajaan yang bersifat theokratis, di mana Suku Lewi memiliki hak istimewa, dan keturunan Harun menjadi imam.
- Menyelesaikan pembangunan dan sarana peribadatan (tabernakel) dan aturan aturan ritualnya.
- Mendata penduduk -- milisi yang siap tempur laki laki umur 20 tahun ke atas, dan menunjuk pemimpin pemimpin suku dan militer.