Oleh : Sampe L. Purba
Kitab Genesis, Chapter 4 menceritakan kisah pembunuhan pertama di muka bumi, antar sesama bersaudara. Kain membunuh Habel adiknya. Persoalan tampaknya sepele. Yakni persembahan Kain dari hasil pertaniannya ditolak Tuhan, sementara persembahan Habel dari hasil peternakannya diterimaNya.Â
Kitab ini tidak menceritakan, kenapa Tuhan seperti pilih kasih, kejam atau tidak fair. Bukankah persembahan persembahan mereka ini adalah hasil dari usahanya, dari profesinya. Ini bukan hasil korupsi misalnya. Misteri ini biarlah kita titipkan kepada mereka yang kelak menghadap Tuhan, atau kalau kita kita ntar di akhirat berkesempatan berdialog denganNya.
Yang disayangkan dari Kain adalah, kenapa bukan kepada Tuhan dia complain ?, Kenapa iri hati, panas hati atau dendam kesumatnya ditimpakan ke Habil.
Kapan peristiwa pembunuhan ini terjadi? Apakah ketika Kain dan Habil masih sama sama anak muda, atau sudah berkeluarga ?. Saya menduga, mereka ini telah berkeluarga, dan juga telah berketurunan beranak pinak.
Sesaat setelah pembunuhan tersebut, Kain ketakutan. Takut kalau ketemu orang, dia akan dibunuh. Pertanyaannya adalah, kalau pada waktu pembunuhan itu terjadi belum ada orang lain, kenapa Kain harus takut ? Lalu Tuhan menaruh satu tanda di tubuhnya, agar siapapun yang bertemu dengannya tidak boleh membunuhnya (Kej 4,15).Â
Tidak dijelaskan tanda seperti apa. Tapi anggaplah misalnya itu seperti tanda khusus di dahi ala bintang Star Trex., sehingga menjadi semacam cacat permanen sekaligus media pengingat perlindungan baginya, untuk diketahui para manusia.
Alkitab selanjutnya menceritakan bahwa setelah peristiwa pembunuhan itu, pada tahun ke 130, Hawa isteri Adam melahirkan anak laki laki sebagai PENGGANTI Habel, yang dinamainya Set (Kej 4,25). Setelah melahirkan Set, Adam masih memiliki anak anak dan perempuan lain. Kita tidak tahu berapa banyak. Yang jelas 800 tahun lagi Adam masih hidup.
Alkitab tidak menceritakan apakah Adam dan Hawa telah juga memiliki anak anak perempuan lain sebelum lahirnya Set. Tapi kalau kita andaikan bahwa katakanlah bahwa Kain dan Habel lahir sekitar tahun 30, dan Hawa melahirkan anak anak perempuan, yang kemudian ada yang menjadi isteri bagi Kain dan Habil, tentulah pada tahun ke 128 pada saat pembunuhan itu terjadi, setidaknya telah ada 4 generasi manusia. Wajar, kalau Kain ketakutan, kalau misalnya keturunan Habil atau anak cucu cicitnya akan membunuhnya sebagai balasan atas kematian Habil.
(Pada masa itu, kita tidak perlu heran bahwa orang yang satu ayah saling mengawini. Bukankah hingga masa Abraham saja, adat dan peristiwa seperti itu masih terjadi. Abraham mengambil Sarah sebagai isterinya, yang sesungguhnya adalah juga adiknya satu ayah lain ibu, Kej 12,20).
The tale of Cain the assassin (Ref. Kej 4-5, Book of Jasher 2).
Mendahului kelahiran Set, pada ayat ayat sebelumnya (Kej 4,16-24) diceritakan bahwa Kain, segera setelah peristiwa pembunuhan Habil, menyingkir ke tanah Nod, di sebelah Timur Eden.Â
Saya perkirakan ini kira kira di Utara Timur Sungai Tigris, di sekitar Azerbaijan yang sekarang. (Pada ayat ayat sebelumnya, dijelaskan bahwa dari Taman Eden mengalir satu sungai yang bercabang empat sungai, termasuk Eufrat dan Tigris).
Kain beranak cucu cicit di daerah itu. Anak Kain bernama Henokh. Salah satu turunan ke enamnya,atau generasi ke 7 dihitung dari Adam, bernama Lamekh. Lamekh adalah pria poligami pertama yang tercatat di Alkitab, isterinya bernama Ada dan Zila.Â
Ada dan Zila ini adalah putri Kenan, dari garis keturunan Set. Salah satu anak Zila bernama Tubal-Kain. (catatan : Alkitab juga mencatat nama yang sama yaitu Henokh dan Lamekh dari garis keturunan Set).
Sekali peristiwa, Lamekh yang sudah tua dan rabun, mengajak Tubal-Kain berburu.
Di kejauhan, mereka melihat binatang melintas. Segera Tubal-Kain meminta Lamekh untuk menarik busurnya. Mengena dan binatang itu mati. Mereka mendekat. Tetapi tahu apa yang terjadi.
Ternyata itu bukan binatang. Setelah diperhatikan dengan seksama, yang terbunuh dan terkena panah itu adalah Kain. Ya, Kain bapak moyang mereka, yang merupakan anak pertama pewaris takhta Adam, pendiri kota Nod.
Lamekh marah sejadi jadinya. Dia menumpahkan kemarahannya dengan memukuli Tubal-Kain. Tubal-Kain yang masih muda dan hijau namun masih bertenaga tersebut, tidak menerima. Ayah yang sudah renta dan kenyang asam garam pencak silat bertukar tinju dan bergulat dengan anaknya Tubal-Kain yang muda, hijau namun penuh tenaga.
Tubal-Kain kalah, terdesak dan terbunuh. Lamekh menyesal. Mangangguk bobar. Kepada kedua isterinya, tersedu sedu dia mencoba menceritakan apa yang terjadi, hingga anaknya Tubal-Kain yang dilahirkan Zila mati di tangannya (Kej. 4,23). Sesenggukan, Â Lamekh berkata.... Sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh kali lipat (ay.24).
Zila tidak dapat menerima keadaan itu. Dia mencari waktu dan kesempatan untuk membunuh Lamekh suaminya si tua bangka itu.
Tapi untunglah Adam mendengarnya. Adam yang sudah tua renta itu datang menasehati mereka. Dia berkata kira kira begini ... cucuku, cukuplah kakekmu yang tua ini yang menderita lahir bathin menyaksikan pembunuhan dalam keluarga.Â
Jangan kotori tanganmu dengan membunuh suamimu siburiapus i. Mungkin itu adalah cara Tuhan untuk membalaskan kejahatan Kain pada adiknya Habel 700 tahun yang lalu. Pastilah kamu juga sudah mendengar cerita legendaris itu....
Catatan : Narasi ini merupakan adaptasi menggunakan referensi Alkitab, Contemporary Commentary on Bible by Adam Clarke, dan The Book of Jasher)
 Jakarta,    Januari 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H