Di dunia nun jauh disana, terdapatlah sebuah negeri rimba. Negeri dimana hutan hutan masih terjaga dari ulah jahil makhluk paling mulia. Aneka flora dan fauna masih bebas menjalani siklus hidupnya. Mereka belum diperbudak oleh makhluk paling mulia. Negeri itu terbagi dalam beberapa desa. Setiap desa dinamai dengan nama suku mereka masing masing.
      Suatu pagi di desa monyet... Di sebuah lapak warung pisang.
      "Aku akan bercerita kepadamu mengenai pengalamanku pergi ke dunia seberang. Dunia yang dihuni makhluk paling mulia"
      "Siapa itu makhluk paling mulia ? Apakah ia benar benar terhormat dan perilakunya pun terhormat, hingga kau menyebutnya sebagai makhluk paling mulia ?
      "Ia mulia karena lebih kuat daripada singa. Gunung gunung mampu mereka hancurkan. Bahkan, apabila hutan kita ini tidak jauh dari dunia mereka, kita tak akan bisa mengobrol nyantai di warung pisang seperti biasanya. Kita akan menjadi budak budak mereka."
      "Bangsa kita benar benar mereka lecehkan. Tidak hanya bangsa monyet, mereka lecehkan semua bangsa binatang. Apabila mereka berbuat kerusakan, apabila mereka berbuat keburukan, mereka akan menyebutnya sebagai perbuatan binatang."
      " Apa ? Benar benar memuakkan sekali sikap mereka !
      "Mereka tak pernah melihat bahwa bangsa binatang, walaupun ada yang saling memangsa, tak pernah sampai ada yang merusak siklus kehidupan.  Mereka hanya melihat bahwa mereka lah yang paling mulia diantara yang lainnya. Mata mereka dibutakan oleh kehormatan."
      " Dari dulu kita makan pisang, tetapi tak pernah menjadikan pisang barang yang langka. Kambing kambing, sapi, kerbau dan binatang pemakan tumbuh tumbuhan yang lainnya, mereka tidak pernah mampu memusnahkan spesies tumbuh tumbuhan. Singa, macan, elang, ular, dan binatang binatang pemangsa yang lainnya, mereka tidak pernah mampu memusnahkan binatang yang mereka mangsa. Tetapi bagaimana dengan makhluk paling mulia ? Tiada satu pun makhluk di dunia ini yang lebih liar daripada mereka. Keliaran mereka melebihi dampak kerusakan akibat jatuhnya meteor yang membuat dinosaurus musnah."
      "Ah, apa bukti dari kata katamu itu ? Sepertinya engkau terlampau membenci mereka ?"
      " Suatu saat kau akan ku ajak mengunjungi dunia mereka. Engkau akan merasa bagaikan tinggal di neraka. Di dunia mereka, iklim alam sudah tidak menentu lagi. Di dunia mereka, sejuknya udara pagi jarang aku temui. Udara sudah tercemar demikian parahnya."
      "Di dunia mereka, engkau perlu berhati hati apabila akan meminum air. Engkau tidak bisa sembarang minum air sebagaimana yang biasanya kau lakukan di dunia kita ini. Bisa jadi yang kau minum adalah racun yang mematikan."
      "Di dunia mereka, tanah yang semulanya subur menjadi gersang. Tanah yang seharusnya telanjang, mereka beri pakaian besi. Hingga air tak mampu lagi menggerayangi."
      "Di dunia mereka, mereka perkosa hutan dengan nafsu yang menggebu gebu. Keperawanan hutan mereka rampas dengan semena mena. Hingga darah bencana mengalir memenuhi samudera."
      "Kok bisa bisanya ada makhluk yang seperti itu ?"
      "Entahlah. Mungkin Tuhan sambil bercanda ketika menciptakan mereka."