Mohon tunggu...
Miftahul Fajar
Miftahul Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Siapakah aku ? Aku hanya orang dungu. Yang tak punya pengetahuan dan kepekaan. Yang ku punya hanya sejuta kerinduan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pancasila: Sang Jantung Bangsa

1 Juni 2017   20:02 Diperbarui: 1 Juni 2017   22:01 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatikan... Perhatikan detak jantungmu
ia berdetak seirama setiap waktu
dentuman nadanya bergelora padu
bergerak taat ikuti getaran semesta satu

saking eloknya jantungmu
iblis pun tergoda tuk racaukan geloranya
saking eloknya jantungmu
pancaran keindahan berkenan bersemayam
saking eloknya jantungmu
nurani nurani menyinari sekitar

dengannya,
dengan menengoknya
dengan membelainya
dengan menyentuhnya
dengan merabanya
dengan menyetubuhinya
seiya sekata lah pendiri negeri ini
seiya sekata lah kita
sepakat cetuskan Pancasila sebagai jantung bangsa

Kesaktian iramanya,
Kesatuan detakannya
tak kan mudah teracau
oleh gerusan syetan yang mengganggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun