"Prabowo sangat marah, sangat kecewa. Merasa dikhianati. Terus terang saja dia bilang ke saya dalam bahasa Inggris, saya kan dengan kakak saya sudah 66 tahun pakai Bahasa Inggris," kata Hashim dalam konferensi pers, Jumat, 4 Desember 2020. Dilansir dari TEMPO.Co.Â
Pada kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan, Prabowo sangat kecewa dengan Edhy yang terjerat kasus suap izin ekspor benih lobster.Â
"Dia (Prabowo) sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan, 25 tahun lalu," ucap Hashim.Â
Dalam amatan sederhana, rasa marah dan kecewa Prabowo yang disampaikan adiknya ini adalah keniscayaan dan sangat wajar. Bagaimanapaun perlakuan Edhy tersebut tak ubahnya air susu dibalas air tuba.Â
Hanya saja, konfrensi pers yang digelar Hashim ini saya rasa bukan sekadar menyampaikan kemarahan atau kekecewaan semata. Ada maksud lain yang jauh lebih besar. Yaitu, berupaya membersihkan bercak noda dalam tubuh partai sekaligus memulihan nama baik.Â
Hashim maupun Prabowo Subianto jelas tidak menghendaki karena prilaku korup Edhy Prabowo menghancurkan segala tatanan dan rencana-rencana politik yang telah dibangun.Â
Ya, sepertinya Hashim harus membuktikan pada seluruh publik tanah air bahwa prilaku Edhy adalah aksi one man show alias tindakannya sendiri. Sementara Partai Gerindra dan Prabowo hanya menjadi korbannya.Â
Untuk itu, Hashim merasa perlu meluruskan hal tersebut, supaya publik tidak terus-terusan mencurigai Partai Gerindra dan Prabowo Subianto. Tentunya dengan harapan kepercayaan publik terhadap Partai Gerindra dan Prabowo tidak luntur.Â
Apa yang dilakukan Hashim tentu sah-sah saja dalam sudut pandang politik. Betapapun dia berkewajiban menjaga marwah partai dan memuluskan jalan politik kakaknya menuju suksesi kepemimpinan nasional.Â
Namun demikian, penilaian akan dikembalikan lagi terhadap publik. Apakah mereka percaya atau tidak? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.Â
Salam