PARTAI mana saja yang menjadi oposisi Pemerintahan Presiden Jokowi?Â
JIKA pertanyaan itu diarahkan ke anda, tentu sangat mudah menjawabnya, bukan? Ya, siapa lagi kalau bukan PKS, PAN dan Demokrat.
Ketiga partai tersebut di atas hingga hari ini memang masih konsisten berada di luar pemerintahan, meski mungkin kadar tekanannya berbeda. Ada yang keras, setengah keras atau bahkan lunak.Â
Pertanyaannya kemudian, siapakah sosok atau tokoh nasional yang memposisikan diri sebagai oposisi?Â
Untuk jawaban yang kedua ini juga sangat gampang. Banyak nama-nama yang memang selama ini wara-wiri menghangatkan konstelasi politik atau perkembangan lainnya. Di antaranya ada nama Rocky Gerung, Said Didu, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin dan Refly Harun.Â
Nama-nama tersebut di atas sudah tak bisa disangsikan selalu bersebrangan paham dengan apa yang telah dilakukan pemerintah. Bahkan, saking kuat sikap oposisinya, tak jarang nama-nama di atas melancarkan ragam kritik pedas dan memerahkan telinga.Â
Nah, menyangkut nama-nama oposisi dan tukang kritik yang disebutkan tadi. Hari ini saya terlibat obrolan menarik dengan salah satu sahabat. Yakni mencari tahu siapa sebenarnya master of oposisi saat ini.
Sahabatku dengan lantang menyebut nama Rocky Gerung. Dalihnya pengamat politik ini sudah tak bisa diragukan lagi sangat tidak menyukai pemerintahan Presiden Jokowi. Terbukti, setiap kritik yang dilontarkannya kerap pedas dan terkadang kontroversi.Â
Tak dipungkiri, Rocky Gerung memang pria yang telah mendeklarasikan diri sebagai oposisi pemerintah. Bahkan, dia menyebut dirinya sebagai pihak oposisi outdoor---istilah Rocky sebagai pihak yang bersebrangan dengan pemerintah di luar anggota parlemen.Â
Namun, bagiku Rocky bukan sebagai oposisi sejati atau master of oposisi. Kritikannya yang keras dan pedas adalah hal wajar mengingat dirinya tak mempunyai kepentingan. Dan, tidak akan ada pihak-pihak yang menyebutnya keterlaluan, kecuali mungkin pihak yang pro pemerintah.Â
Bagi saya, master of oposisi justru Fadli Zon. Karena sudah menjadi rahasia umum, mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014 - 2019 ini seperti halnya Rocky, rajin mengkritisi pemerintah dengan cukup pedas dan keras.Â
Bedanya, Rocky bisa sekeras dan sebebas itu beroposisi dan mengkritik pemerintah karena memang dia sama sekali tidak berkaitan dengan pemerintah. Sementara Fadli Zon sama-sama kita ketahui sebagai kader partai yang saat ini mendukung pemerintah. Partai Gerindra.Â
Maksudnya, sekalipun partainya berada di lingkaran pemerintahan, tidak mempengaruhi sikap Fadli Zon untuk berlaku kritis. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tetap saja bertingkah polah layaknya oposisi. Seperti pernah dilakukannya sebelum partai Gerindra bergabung dengan pemerintah pasca Pilpres 2019.Â
Perilaku dan sikap Fadli Zon ini merupakan anomali dari fenomena politik di tanah air. Biasanya, sekritis apapun suatu tokoh bila dia dan partainya bergabung dengan pemerintah langsung jinak. Mereka lebih suka mencari aman dengan cara acc apapun yang dilakukan oleh pemerintah.Â
Jadi sangat wajar bila Fadli Zon dijuluki master of oposisi. Dia seolah tidak pernah takut atau khawatir segala tindak-tanduknya itu tidak sepemahaman dengan kolega internal partai. Dia terus berani menentang arus partai demi kegemarannya mengkritisi pemerintah.Â
Menariknya, belum pernah sekalipun saya mendengar, Fadli Zon ditegur atau dijatuhi sanksi atas segala sikapnya yang selalu berlawanan dengan sikap partai.Â
Ini pula yang menjadi tanda tanya besar sejumlah pihak. Kenapa Fadli Zon seberani itu dan kenapa pula Prabowo Subianto sebagai ketua umum partai seolah "mati kutu". Tak mampu berbuat apa-apa.Â
Ada beberapa asumsi yang mungkin bisa sedikit menjawab rasa penasaran kita semua. Pertama, Fadli Zon merasa diri sebagai salah seorang penggagas dan bahkan yang mengajak Prabowo Subianto untuk mendirikan Partai Gerindra.Â
Atas dasar inilah mungkin yang menyebabkan Prabowo tak berkutik. Mantan Danjend Kopasus itu sadar diri bisa besarnya Partai Gerindra salah satunya berkat jasa besar Fadli Zon. Dengan begitu, khusus Fadli diberikan freevilage khusus.Â
Bukan hanya itu. Fadli Zon bisa jadi merupakan otak di balik segala langkah yang dilakukan oleh Prabowo.Â
Hal ini setidaknya dibuktikan dari pengakuannya Fadli sendiri sebagai orang pertama yang mengusulkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Jokowi.Â
"Saya termasuk yang mengusulkan Pak Prabowo menjadi Menhan. Bahkan yang pertama saya mengusulkan waktu itu," ujar Fadli dalam bincang-bincangnya bersama Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah dan Karni Ilyas. Dikutip dari Tribunnews.com yang melansir dari Channel Youtube Karni Ilyas Club, Minggu (22/11).Â
Masih dikutip Tribunnews.com, menurut Fadli, saat itu kepada Prabowo, pilihannya ada dua yakni menjadi oposisi atau bergabung dengan koalisi pemerintah yang dipimpin oleh rivalnya kala Pilpres 2019.Â
Dan, yang terakhir adalah dibiarkannya Fadli Zon dan tetap diamnya Prabowo bisa jadi skenario atau strategi politik mereka berdua. Sebenarnya mereka tengah memainkan politik dua kaki.Â
Fadli Zon sengaja dibiarkan bersebrangan dengan maksud menjaga dukungan dari pihak-pihak yang kecewa terhadap Prabowo Subianto karena bergabung dengan pemerintah. Sementara Prabowo sendiri anteng menggalang kekuatan di dalam tubuh pemerintahan Presiden Jokowi.Â
Artinya, antara Prabowo dan Fadli Zon sedang berbagi peran demi kepentingan politiknya. Baik itu kepentingan Pilpres maupun kepentingan Pemilu legeslatif.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI