Jika tidak alias "menganggur", akan jadi masalah besar. Artinya, Anies harus mencari panggung lagi untuk mempertahankan popularitas serta elektabilitasnya.Â
Sejauh ini ada dua pintu masuk untuk Anies memiliki panggung. Pertama masuk partai politik. Tentu, partai politik yang memiliki peluang mencalonkannya.Â
Dengan menjadi kader partai, kesempatan Anies untuk tetap tampil dalam kancah politik nasional setidaknya tetap terjaga. Tidak hilang ditelan bumi.Â
Sementara cara kedua adalah bergabung dengan kelompok tertentu. Bisa saja Anies bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).Â
Seperti diketahui kelompok ini sudah menasional. Tidak susah bagi Anies mempromosikan diri lewat kelompok ini. Cuma masalahnya dia membangun kesepahaman dan komitment khusus. Sebab, ada nama Gatot Nurmantyo yang sepertinya juga memiliki syahwat politik serupa.
Kedua. Hubungan Baik dengan HRSÂ
Modal Anies hingga mengantarkannya menjadi salah satu kandidat potensial Pilpres 2024 adalah dukungan kelompok Islam. Terutama HRS dan barisan pendukungnya.Â
Bila dalam konsisi normal, mendapat dukungan HRS dan pendukungnya adalah keuntungan besar. Mengingat jumlah pengikutnya yang tersebar hampir di seantero tanah air.Â
Tapi, berkaca pada situasi terakhir, HRS dan kelompoknya tengah dalam sorotan publik akibat tingkah polahnya yang kurang berkenan dan kerumunan massa yang terjadi beberapa waktu lalu. Tak urung, akibatnya menuai banyak kecaman dan cibiran publik.Â
Di sini bakal menjadi perjudian Anies Baswedan bila hubungannya dengan HRS terus berlanjut.Â
Bila kedepannya Imam Besar FPI tersebut bisa memulihkan nama baiknya kembali dan membangun jaringan lebih besar, akan menjadi sebuah keuntungan bagi Anies. Namun, seandainya nama HRS dan kelompoknya makin terpuruk dari yang sedang dialami sekarang, rasanya Anies pun harus menanggung akibatnya.Â