Ini yang menurutku jadi alasan Prabowo lebih memilih tiarap. Ibarat makan buah simalakama, dia akan dicap sebagai pembangkang bila turut menjemput dan "membela" HRS.Â
Sebaliknya, bila Prabowo terlalu berpihak pada pemerintah, sepertinya dia pun masih belum bisa melupakan romansa persahabatannya dengan HRS. Dan, Ketua Umum Partai Gerindra ini tentu akan menghindari cibiran dari HRS dan kelompoknya.
Seperti diketahui, tak sedikit pihak menyebut Prabowo sebagai pengkhianat ketika memutuskan bergabung dengan pemerintah.Â
Jadi intinya menurut saya, Prabowo memang sengaja tiarap. Dia terjebak dalam dua sisi yang berbeda. Persahabatannya dengan HRS tak bisa lagi dirajut erat, karena posisinya telah menjadi seorang pejabat---Menhan pada kabinet Jokowi.Â
Salam