Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Terjun Bebas, Habib Rizieq Lawan Berat Prabowo pada Pilpres 2024, Masa Iya?

17 November 2020   16:20 Diperbarui: 17 November 2020   16:28 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DI TENGAH-TENGAH konstelasi panas perseteruan Nikita Mirzani dengan Muhamad Rizieq Shihab---Habib Rizieq Shihab (HRS), isu pemilihan pilpres 2024 masih mampu menyedot perhatian publik. Terutama bagi lembaga survei. Mereka seolah tak peduli dengan kondisi yang ada. 

Lembaga yang mengandalkan jejak pendapat masih saja fokus dengan segala analisa dan investigasinya guna memunculkan grafik atau fluktuasi nama-nama kandidat yang potensial maju pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut. 

Lembaga survei yang merilis hasil jejak pendapatnya di saat situasi negara agak memanas itu adalah  Indonesia Elections and Strategic (indEX). 

Menurut hasil surveinya yang dirilis Senin (16/11/20), nama Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto masih merajai. Mantan Danjend Kopasus itu berada pada angka 22,3 persen. 

Pada peringkat kedua ada nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Elektabilitas Politisi PDI Perjuangan tersebut ada di angka 15,2 persen. 

Namun, diluar dua nama tersebut di atas terjadi perubahan cukup signifikan. Dikutip dari JPNN.com, nama HRS yang tengah berseteru dengan Nikita Mirzani tiba-tiba masuk dalam radar jejak pendapat inDEX. Imam Besar FPI tersebut meraih 9,6 persen. 

Hal paling mengejutkan justru datang dari Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta itu menurut inDEX pada Mei 2020 lalu berada diangka 13,7 persen. Kini elektabilitasnya terjun bebas menjadi 4,7 persen. 

Hal serupa terjadi pada Ridwan Kamil. Elektabilitasnya sempat menyentuh angka 12,8 persen pada Agustus, kini turun menjadi 7,8 persen. 

Nah, diantara banyak nama. Pada kesempatan ini, saya hanya akan menyoroti satu nama. Habib Rizieq Shihab. 

Tidak mengherankan bila elektabilitas HRS mampu menyodok ke papan atas sekaligus mengangkangi kandidat lain yang lebih dulu wara-wiri di beberapa lembaga survei. Soalnya, tak dipungkiri, pria kelahiran Jakarta 24 Agustus 1965 ini memiliki banyak pengikut yang tersebar di seantero tanah air. 

Salah satu bukti sahih adalah saat HRS kembali ke tanah air. Jutaan umat yang menunggu kedatangannya tumpah ruah ke jalan. 

Merujuk pada hasil survei terakhir, sejumlah pihak termasuk salah seorang pengikutnya yang berada di Kabupaten Sumedang---tempat saya tinggal, langsung jemawa. Dengan penuh percaya diri yang bersangkutan menilai HRS akan menjadi lawan berat Prabowo pada kontestasi Pilpres 2024. 

Menilik pada pengaruh dan banyaknya umat yang mengagung-agungkan nama HRS. Pendapat salah seorang pengikut HRS itu bisa jadi benar. 

Para pendukung yang tersebar di seantero tanah air ini sudah barang tentu tanpa diperintah pun akan menjadi tim pemenangan, bila sang Habib terdaftar menjari calon presiden. 

Namun, saya kira pendukung ini lupa bahwa HRS bukan kader partai manapun. Dia hanya seorang imam besar FPI dan kelompok terkait. Misal PA 212. Jadi akan sangat salah besar tiba-tiba menganggap akan menjadi rival berat Prabowo. 

Untuk bisa menjadi rival Prabowo atau siapapun yang menjadi calon presiden kelak, ada beberapa tahapan yang harus HRS lalui. 

Tahapan utama HRS tentu saja harus masuk atau setidaknya dipinang atau dicalonkan partai politik. Hal ini saja tidak cukup. Maksud partai politik di sini adalah yang lolos aturan main Undang-Undang Pemilu Nomor 7 tahun 207. 

Dalam hal ini, partai politik dimaksud harus memenuhi ambang batas pencalonan atau presidential threshold. Yakni, Sekurang-kurangnya mencapai 25 persen suara sah nasional atau 20 persen dari jumlah total kursi DPR RI. 

Apabila telah memastikan partai politik yang mampu memenuhi ketentuan di atas, barulah para pendukung boleh menyatakan keyakinannya bahwa HRS bakal menjadi rival berat Prabowo Subianto. Jika tidak, keyakinan mereka hanya sebatas mimpi di siang bolong. 

Adakah partai politik yang siap menampung HRS? 

Dalam budaya politik praktis, peluang ke arah itu pasti tetap ada. Cuma menurut hipotesa sederhana saya, HRS tidak asal menerima pinangan partai politik. Sepertinya, sang habib hanya akan fokus pada partai yang berideologi agamis religius. 

Diketahui, ada beberapa partai yang berideologi agama. Seperti, PKB, PAN, PPP dan PKS. Nah, bila empat partai ini membentuk poros baru, tentunya sudah bisa mengusung pasangan calon. 

Yang menjadi soal, dari keempat partai tersebut hanya PKS sepertinya yang berpeluang besar meminang HRS. Sebab, statusnya sama-sama oposisi. 

Sedangkan PPP dan PKB ada di koalisi pemerintah sepertinya sulit menyatukan visi misi dengab HRS. Pun dengan PAN. Meski statusnya oposisi, namun dalam beberapa waktu terakhir kecenderunganya lebih mendukung pemerintah, selepas Amien Rais didepak dari struktur pengurus partai. 

Intinya jalan bagi HRS masih terjal dan berliku untuk nyapres 2024. Apalagi, bila karakteristiknya yang asal ceplos dan kerap merendahkan pihak lain masih melekat. 

Jadi, buat pendukung HRS lebih baik bersabar dulu. Pastikan dulu imam besarnya mendapat sokongan partai politik. Baru kemudian meyakini bahwa sang habib adalah rival berat Prabowo pada Pilpres 2024. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun