MASYARAKAT dunia hari ini menjadi saksi runtuhnya kepongahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pria berambut agak blonde ini tak mampu mengulangi keberuntungannya seperti yang dia peroleh pada Pilpres 2016 lalu.Â
Kala itu, rata-rata pengamat politik di negara Uncle Sam itu mengunggulkan Hillary Clinton menjadi presiden berikutnya meneruskan tongkat estapet kepemimpinan Barrack Obama. Sayang, hasil perhitungan electoral college, isteri Bill Clinton ini harus mengakui keunggulan Donald Trump.Â
Kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2016, sekaligus merebut kekuasaan Partai Demokrat yang berkuasa selama dua periode kepemimpinan Barrack Obama. Trump sendiri berasal dari Partai Republik.Â
Rontoknya Trump pada masa kekuasaannya bukan yang pertama. Pengusaha kaya raya ini menjadi yang ke-10 dalam sejarah politik AS sebagai presiden yang tidak mampu mempertahankan jabatannya selama dua periode. Pria kelahiran New York 14 Juni 1946 ini harus mengakui keunggulan seterunya, Joe Biden.Â
Joe Biden dipastikan keluar sebagai pemenang Pilpres AS 2020 setelah hasil perhitungan electoral college-nya tak mungkin lagi terkejar. Sejauh ini Biden berhasil memperoleh electoral vote sebanyak 290. Sedangkan batas minimal memenangkan pertarungan adalah 270 suara.Â
Kemenangan Joe Biden ini boleh dibilang telah bisa ditebak sejak awal. Karena, rivalnya, Donald Trump digadang-gadang telah kurang begitu disukai oleh mayoritas warga negaranya. Dia dianggap telah gagal membawa AS lebih baik.Â
Donald Trump juga dinilai banyak pihak sebagai presiden dengan segudang kontroversi. Gaya komunikasinya yang seperti "Dewa Mabuk" menyebabkan banyak pihak menjaga jarak, termasuk negara lain. Selain itu, dia juga disebut-sebut sebagal pemimpin songong dan kurang adab.Â
Salah satu bukti songongnya Trump adalah saat AS diserang wabah maha dahsyat akibat pandemi virus Korona (Covid-19), dia seperti menganggap remeh. Dan, menganggapnya sebagai flu biasa.Â
Bahkan, saat Donald Trump berada diambang kekalahan, sikap songongnya masih sangat kental. Dengan yakin dia menuding bahwa Pilpres AS sarat dengan kecurangan. Dan, akan melakukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA).Â
Trump lupa, bahwa yang menjabat saat ini adalah dirinya. Sebagai petahana dan mengendalikan semuanya, rasanya aneh jika dia berpikir adanya kecurangan.Â
Saat ini, kita tinggal menunggu apa yang bakal dilakukan Donald Trump. Apakah dia akan melaksanakan niatnya untuk melakukan gugatan atau menurunkan egonya dengan ksatria mengakui kekalahannya atas Joe Biden.Â
Sebagai negara adidaya, Pilpres AS sudah pasti menjadi sorotan seluruh negara di dunia. Karena, siapa yang bakal jadi pemimpin Negara Paman Sam tersebut akan besar dampaknya bagi negara-negara di dunia.Â
Bagi Indonesia sendiri, kemenangan Joe Biden pasti akan banyak berpengaruh terhadap hubungan bilateral kedua negara. Bisa lebih baik atau bahkan sebaliknya.Â
Namun demikian, kemenangan Joe Biden ini ternyata memiliki makna tersendiri bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mungkin saja, dia merasa bahwa Joe Biden berasal dari partai yang namanya identik dengan partai politik yang sedang dinahkodainya. partai Demokrat.Â
Dikutip dari Sindonews.com, AHY menyebut kemenangan Biden menumbuhkan harapan bagi tatanan dunia baru yang mempersatukan keberagaman dan mengakhiri politik identitas yang membelah umat manusia.Â
Selain itu, masih dikatakan AHY, kemenangan Biden yang diusung Partai Demokrat AS ini menambah semangat baru bagi Partai Demokrat di Indonesia.Â
"Sekali lagi, saya mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS periode 2020-2024. Semoga kebangkitan Partai Demokrat AS menambah semangat baru bagi kebangkitan Partai Demokrat di Indonesia pada masa kini dan mendatang," tuturnya, Ahad (8/11).Â
Merujuk pada pernyataan AHY, saya berpendapat bahwa kemenangan Joe Biden akan dijadikan pelecut Ketua Umum Partai Demokrat tersebut dalam mengarungi politik air.Â
Putra sulung presiden ke-6 RI ini sepertinya akan lebih bersemangat dan memiliki harapan besar bahwa partainya pun bisa berbuat hal serupa dengan kesuksesan Partai Demokrat AS bila dilakoni dengan kerja keras dan perjuangan tanpa lelah.Â
Ya, seperti diketahui, Joe Biden masuk gelanggang Pilpres AS dengan status sebagai penantang. Namun, dia pantang menyerah. Dan, hasilnya mampu menaklukan sang "juara bertahan". Donald Trump.Â
Pun dengan AHY. Statusnya sekarang berada di luar ring kekuasaan. Bukan mustahil jika dia terus bekerja keras dan mampu membuktikan diri sebagai calon pemimpin tangguh di masa mendatang, bisa mengikuti jejak Joe Biden.Â
Akhirul kata, selamat atas kemenangan Joe Biden - Kamala Harris. Semoga bisa membawa perubahan lebih baik bagi dunia.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H