PROFESOR akal sehat, begitu sebagian pihak menjuluki salah seorang pengamat politik tanah air, Rocky Gerung. Julukan ini disematkan padanya, karena kerap melontarkan analisa atau pemikiran-pemikiran yang katanya selalu menggunakan akal sehat.
Selain terkenal dengan julukan profesor akal sehat, Rocky Gerung juga kondang di kalangan masyarakat tanah air sebagai seorang ahli filsafat. Dia memang piawai merangkai kata sehingga menghasilkan sebuah retorika.
Berkat kepiawaiannya ini pula tak jarang siapapun yang berkesempatan debat dengan dirinya hampir selalu kerepotan. Termasuk lawan debat terakhir pada program Mata Najwa, yang sempat viral di media massa dan media sosial, Irma Suryani Chaniago.
Ya, mungkin siapapun tidak akan pernah meragukan Rocky Gerung dalam hal berdebat dan memainkan retorika. Untuk hal itu pula dia kerap diundang pada acara-acara televisi swasta nasional. Soalnya, jika ada Rocky seolah jadi jaminan bahwa acara dimaksud bakal menarik untuk ditonton.
Upss, kita tinggalkan dulu segala puja-puji terhadap Rocky Gerung mengenai kehebatannya dalam berdebat. Dalam kesempatan ini saya ingin mengulas tentang sepak terjang pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 tersebut yang selalu bersebrangan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).Â
Bukan rahasia umum, Rocky Gerung memang sejak awal telah mendeklarasikan dirinya sebagai pihak oposisi pemerintah. Istilah kata kalau pihak posisi yang ada di parlemen disebut oposisi indoor. Maka Rocky adalah oposisi outdoor.Â
Begitu banyak hal-hal yang dikritisi oleh salah seorang pemrakarsa Kelompok Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tersebut terhadap setiap kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi. Konon, kritikan tersebut kerap dia lontarkan karena merasa belum menemukan sesuatu yang patut dibanggakan dari sosok orang nomor satu di Republik Indonesia tersebut.
Beberapa kritikan Rocky Gerung terhadap Jokowi diantaranya sempat menjadi bahan diskursus publik. Sebut saja tentang kebijakan Jokowi dalam membagikan sertifikat tanah gratis jelang Pilpres 2019 lalu.
Menurut mantan pengajar jurusan Filsafat Universitas Indonesia ini, seharusnya sertifikat tanah cukup dibagikan oleh camat, lurah atau kepala desa.
Rocky juga mengkritisi Presiden Jokowi tentang batalnya pembebasan Abu Bakar Ba'asyir. Menurutnya hal tersebut telah mempermalukan Jokowi sendiri.Â
Dan, yang teranyar adalah kritikan Rocky Gerung soal setahun kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya kinerja pemerintahan Jokowi yang didukung koalisi gemuk itu adalah A Minus. A untuk kebohongan dan Minus untuk kejujuran.Â
Seperti biasa, kritikan Rocky ini juga memantik pro kontra. Sebagian pihak menilai kritikannya itu pedas tapi cerdas. Namun, di sisi lain ada juga yang menyebut sebagai bentuk penghinaan.
Itulah Rocky Gerung. Setiap apa yang keluar dari mulutnya kerap menjadi kontroversial. Tak salah jika ada yang mengatakan "No Rocky No Party".
Rocky Bisa "Mati Kutu" di Hadapan Bintang Emon
Keberanian Rocky Gerung mengkritisi Presiden Jokowi sudah tak perlu diragukan. Itu memang sudah menjadi kegemarannya. Namun siapa sangka, di balik keberaniannya itu, Rocky juga memiliki perasaan 'minder' jika berhadapan dengan komika kondang saat ini, Bintang Emon.
Tapi, tunggu dulu. Maksud minder di sini tentu bukan berarti Rocky Gerung takut atau merasa ilmunya tak akan mampu menandingi kecerdasan komika jebolan dari ajang pencarian bakat stand up comedy berapa tahun lalu tersebut.
Dalam hal ini Rocky merasa kagum atas sindiran-sindiran Bintang Emon yang dikemas dalam bentuk lawakan khas stand up comedy. Bahkan, Rocky juga merasa akan takluk atau mati kutu jika berhadapan dengan pria bernama asli Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra.
Seperti dikutip dari Tribunnews.com, pengakuan Rocky itu diungkapkan pada sesi wawancara yang diunggah dalam kanal YouTube Rocky Gerung, Minggu (25/10/2020).
Menurut Rocky, sosok Bintang Emon dinilai bisa meredam amarah publik terkait sejumlah undang-undang kontroversi. Tak tanggung-tanggung, Rocky Gerung menganggap Bintang Emon layak duduk di kursi Staf Khusus Presiden (KSP).Â
"Saya bayangkan kalau juru bicara (jubir) presiden atau KSP itu kayak Emon IQ-nya," ucap Rocky.
"Itu bisa ke publik di sapu aja dengan jokes semacam itu."
"Selesai, orang enggak dibikin tegang."Â
Masih dikutip dari Tribunnews.com, Rocky menyebut Bintang Emon layak dijadikan asisten Moeldoko karena guyonan yang kerap dilontarkan.
"Jadi kita perlu dorong Emon untuk jadi asisten khusus Pak Moeldoko itu," ujar Rocky.
"Saya kira kita bisa mati kutu kalau kedatangan orang seperti dia ya, " timpal pembawa acara.
"Iya," jawab Rocky Gerung.Â
Jawaban Rocky ini bisa jadi benar atau memang hanya guyonan semata. Namun, yang pasti Bintang Emon memang kerap melemparkan materi jokes-jokes nya sesuai dengan kondisi sosial di tanah air.
Bahkan satu kritikannya sempat viral beberapa waktu lalu. Kala itu Bintang Emon melontarkan sindiran atas alasan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Fredrik Adhar Syarippudin yang menuntut hukuman ringan atas kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Waktu itu, jaksa penuntut umum hanya menjatuhkan tuntutan satu tahun penjara terhadap pelaku dengan dalih karena tidak sengaja.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H