Diakui atau tidak faktor Jokowi sangat besar dalam mendongkrak prestasi PDI Perjuangan dalam dua pemilu terakhir. Popularitas dan elektabilitas Presiden RI ke-7 ini begitu mengakar di masyarakat saat dirinya diusung PDI Perjuangan maju Pilpres 2014 dan 2019.
Magnet yang dimiliki Jokowi ini pula imbasnya langsung bisa dirasakan oleh PDI Perjuangan. Masyarakat yang memilih Jokowi sebagai presiden RI, secara tidak langsung memilih PDI Perjuangan pula.
Namun, untuk pemilu 2024 mendatang, Jokowi sudah tak bisa lagi ikut dalam pemilihan. Bukan hal mustahil, masyarakat yang tadinya memilih PDI Perjuangan karena faktor Jokowi akan berpaling atau balik kandang ke partai lain.
Kedua : faktor kesalahan internal
Dalam beberapa waktu terakhir, PDI Perjuangan terus menjadi sorotan tajam publik. Pemantiknya beragam. Diantaranya adalah :
1. Dianggap dalang RUU HIP
Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang sempat dibahas DPR membuat PDI Perjuangan menjadi bulan-bulanan publik. Mereka menganggap PDI Perjuangan hendak menghapus ideologi Pancasila diganti dengan Ekasila atau Trisila.
Akibat anggapan ini, bendera PDI Perjuangan dibakar oleh PA 212 dan Ketua umumnya, Megawati Soekarno Putri sempat dihujat oleh netizen. Tagar tangkap Megawati bubarkan PDIP malah menjadi trending di media sosial.
2. Polah Puan Maharani
Ketua DPR RI ini setidaknya telah dua kali menjadi sorotan tajam masyarakat akibat polahnya yang dianggap tidak mencerminkan public figure.Â
Yakni, saat menganggap masyarakat Sumatera Barat kurang pancasilais dan sabotase mikropon yang sedang digunakan anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Irwan Fecho waktu interupsi UU Ciptaker, Senin (5/10/20).