Prabowo Subianto akan mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024? Tak heran. Dia memiliki modal segalanya menuju kontestasi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.Â
DALAM dua pekan terakhir merupakan hari-hari yang cukup menggembirakan bagi Menteri Pertahanan (Menhan) prabowo Subianto. Betapa tidak, mantan Danjend Kopasus tersebut diganjar dengan dua hasil lembaga survei yang memuaskan.
Pertama, Prabowo Subianto didaulat oleh lembaga survei Indometer sebagai kandidat capres dengan nilai elektabilitas paling tinggi pada pertengahan Oktober 2020. Ketua umum Partai Gerindra ini memperoleh 16,8 persen.
Angka yang diperoleh Ketua Umum Partai Gerindra tersebut otomatis mengungguli kandidat kuat lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo 16,5 persen; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil 10,6 persen dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan 8,9 persen.
Kedua, Prabowo Subianto kembali mendapat nilai paling tinggi dalam ketegori menteri dengan kinerja paling memuaskan menurut hasil survei Indonesia Political Review (IPR).
Survei ini dilaksanakan untuk mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf pada satu tahun pemerintahannya.
"Berdasarkan hasil survei, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dinilai sebagai menteri berkinerja paling memuaskan yakni 45,2 persen," kata Direktur Eksekutif IPR, Ujang Komarudin, di Jakarta, Jumat. (JPN.com).
Berikut hasil urutan peringkat para menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf berdasarkan hasil survei IPR. Masih dikutip dari JPNN.com :
1. Menhan Prabowo Subianto - 45,2 persen
2. Menlu Retno Marsudi - 44,9 persen
3. Menpora Zainudian Amali - 44,8 persen
Sedangkan untuk peringkat keempat dan selanjutnya silahkan baca di sini.
Modal Bagus Prabowo
Hasil cukup menggembirakan di atas, membuktikan bahwa Prabowo Subianto mampu memanfaatkan panggung politik yang diperolehnya sebagai Menhan dengan baik. Dan, prestasi ini jika bisa terus dipertahankan hingga empat kurang lebih empat tahun kedepan, tentu akan menjadi modal bagus baginya maju Pilpres 2024.
Bukan rahasia umum, Prabowo Subianto digadang-gadang bakal maju kembali pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Jamak, mengingat dirinya memang memiliki segala modal yang dibutuhkan menjadi orang nomor satu di republik ini.
Prabowo merupakan salah satu pimpinan partai politik besar di tanah air saat ini. Dia juga diberi "karpet merah" oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Jabatan strategis ini tentu sangat menguntungkan bagi putra mantan begawan ekonomi, Soemitro Djoyohadikoesoemo tersebut guna berupaya meraih simpati publik.
Modal lainnya yang dimiliki Prabowo tentu saja kekuatan finansial. Kekuatan yang satu ini jelas tidak bisa dinafikan, karena bohong ceritanya jika dalam mengikuti perhelatan pesta demokrasi tanpa mengeluarkan finansial memadai.
Salah satu contoh, baru-baru ini Sandiaga Uno blak-blakan bahwa selama dia mengikuti kontetasi Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 menghabiskan dana sebesar kurang lebih Rp. 1 triliun.
Dan, yang tidak kalah penting dari semua itu, Prabowo memiliki kekuatan mental yang sudah tak perlu diragukan. Sebelum menuju Pilpres 2024, dia pernah gagal pada ajang serupa sebanyak tiga kali.
Pertama saat menjadi calon wapres bersama Megawati Soekarno Putri pada Pilpres 2009. Kemudian dua kali menjadi capres pada tahun 2014 dan 2019. Tentu pengalamannya ini akan semakin menguatkan mental Prabowo jika kembali maju Pilpres 2024.
Erick Tohir Masih Niat Nyapres?
Sejauh ini tidak hanya Prabowo Subianto sebagai menterinya Jokowi-Ma'ruf yang digadang-gadang bakal maju Pilpres 2024. Ada beberapa nama lainnya yang masuk radar partai politik maupun lembaha survei.
Mereka adalah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menkopolhukam, Mahfud MD; Mendagri, Tito Karnavian, Menkeu, Sri Mulyani dan Menteri BUMN, Erick Tohir.
Khusus nama terakhir, pada awal-awal dilantik langsung menggebrak. Cukup banyak terobosoan yang dilakukan Erick Tohir dalam membenahi kementrian BUMN. Salah satunya mengganti jajaran direksi yang dianggap tidak sejalan dengan visi misi dia dan presiden.
Gebrakan Erick Tohir ini rupanya mendapat perhatian publik. Dia dinilai sebagai menteri yang benar-benar profesional. Imbasnya, bos Mahaka ini diganjar sebagai menteri dengan kinerja paling memuaskan.
Karena ini pula, seiring berjalannya waktu dan entah dari mana ikhwalnya, tiba-tiba mencuat di media sosial tagar Erick for President. Tagar ini menyiratkan sang menteri memang dianggap layak jadi memimpin negara Indonesia dilihat dari kinerjanya waktu itu.
Tapi, roda memang berputar. Nama Erick Tohir akhir-akhir mulai tenggelam. Setidaknya hal ini dibuktikan dengan hasil survei IPR. Mantan bos Inter Milan ini sama sekali tidak masuk lima besar sebagai menteri dengan kinerja paling memuaskan.
Apakah ini artinya telah terjadi pergeseran tingkat kepercayaan publik terhadap Erick Tohir? Boleh jadi. Karena sepanjang tahun ini telah banyak gebrakan-gebrakannya banyak mendapat sorotan. Khususnya dari politisi PDI Perjuangan, Adian Napitipulu.
Dengan begitu muncul pertanyaan lain. Apakah Erick Tohir masih niat nyapres dengan posisi sekarang? Tentu ini hanya Erick sendiri yang bisa menjawab. Namun, kalaupun dia memiliki keinginan maju Pilpres 2024, jalannya terjal dan berliku.
Erick Tohir bukanlah kader partai politik. Untuk bisa nyapres, dia harus bisa membuktikan diri layak untuk diusung.
Salah satu caranya tentu saja meningkatkan kinerja yang benar-benar mampu memberikan rasa aman, nyaman dan manfaat bagi publik. Dengan begitu kemungkinan tingkat kepercayaan publik akan tinggi dan berdampak positif pada raihan angka elektabikitas.
Hanya dengan angka elektabilitas tinggi peluang Erick diusung partai politik terbuka lebar. Kalau tidak, berarti sama halnya Erick Tohir harus mengucapkan bye-bye Pilpres 2024.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H