SUMEDANG hanyalah kota kecil yang ada di Jawa Barat. Sebuah kota yang kata sebagian pengunjung cukup aman, damai, sejuk, eksotik dan kaya akan fanorama alam.
Mungkin tak akan banyak menduga kalau kota kecil ini tetnyata menyimpan banyak cerita tentang kehidupan esek-esek. Kehidupan ini di Sumedang sudah layaknyanya terjadi di kota-kota besar.
Banyak ragam yang diperbuat para wanita "penggoda" atau penjaja kehangatan tubuh dalam menawarkan jasa seks-nya. Misal via online atau biasa disebut open Booking Order (BO) atau langsung menawarkan diri di tempat-tempat karoke. Bahkan ada juga yang mangkal di warung remang-remang atau tempat khusus berkedok tempat pijit.
Menurut pengamatan saya dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan para wanita yang terjun pada bisnis prostitusi tersebut cukup wah. Mereka bisa mengontrak rumah yang cukup mahal. Biasanya ini berlaku bagi wanita-wanita dengan status mahasiswi dari kabupaten lain. Bahkan, sebagian ada yang mampu membeli roda dua maupun mencicil roda empat.
Wajar, karena ternyata tarif yang dipatok untuk sekali kencan ada yang mencapai Rp. 1.000.000 untuk short time. Kembali, tarif ini biasanya dipatok oleh mahasiswi atau anak sekolah yang masih duduk di tingkat SLTA.
Sementara wanita-wanita yang statusnya bukan pelajar atau mahasiswi, rata-rata mematok tarif antara Rp. 300.000 hingga Rp.500.000 untuk sekali kencan. Tarif ini bisa membengkak jadi dua kali lipat apabila si pelanggan atau pria hidung belang meminta jatah layanan lebih. Maksudnya tambahan waktu alias long time.
Baca juga: Lokalisasi PSK Nongsa Batam Tetap Buka di Kala Pandemi Covid-19
Tapi, ini terjadi saat pandemi virus Korona belum mewabah dan tempat hiburan malam seperti karoke masih beroperasi seperti biasanya.
Kini, kala sektor-sektor ekonomi mengalami penurunan rupanya berdampak besar juga pada urusan bisnis esek-esek. Dari mana aku tahu hal ini?
Kisahnya dimulai saat aku dan dua rekan sahabat tengah asik menikmati minum kopi di salah satu kedai di tengah kota. Kedai kopi ini memang kerap menjadi tempat nongkrongku dan rekan lainnya, karena menawarkan kenikmatan kopi asli hasil olahan para petani Sumedang.Â