Dikutip Suara.com, Slamet menyinggung pernyataan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi yang sempat mengatakan tak ada masalah antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi soal kepulangan Habib Rizieq. Masalahnya justru ada dari dalam negeri non pemerintah.
Ia menuding ada operasi intelijen hitam di balik susahnya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu pulang ke Tanah Air.
"Artinya ini ada intelijen hitam bermain yang menginfokan yang tak benar soal Habib Rizieq ke Arab Saudi," jelas Slamet dalam tayangan YouTube Front TV.
Pada kesempatan tersebut, Slamet juga merasa heran ada pihak-pihak di dalam negeri tak senang atas kepulangan Habib Rizieq, termasuk Dubes Indonesia untuk Arab Saudi.
Masih dikutip Suara.com, selain Dubes Agus, Slamet menyoroti ketidak senangan Istana atas rencana kepulangan Habib Rizieq.
"Ternyata orang Istana teriak semua, kebakaran jenggot. Ini indikasi keterlibatan pihak sana ikut menghalangi kepulangan," kata Slamet.
Kronologi Habib ke Arab Saudi
Sebagian besar pembaca mungkin sudah paham, keberadaan Habib Rizieq di Arab Saudi bukan sedang berekreasi. Dia meninggalkan tanah air pada tahun 2017 lalu. Diduga, lari dari masalah yang sedang menjeratnya.
Saat itu, perginya Habib Rizieq erat kaitannya dengan kasus fornografi berupa chat seksual dengan Firza Husein. Imbasnya, dia harus berurusan dengan Kepolisian Polda Metro Jaya.
Pasca melewati serangkaian proses hukum, Habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka. Sayang, belum sempat kasus tersebut diproses lebih lanjut, yang bersangkutan  pergi meninggalkan tanah air menuju Arab Saudi.