Dengan tegas, Fadli menganggukan kepalanya. Ia sudah tidak tahan dengan segala tekanan yang ada.
"Iya, Pak. Keputusan saya sudah bulat. Saya tidak ingin sikap saya ini mengacaukan perjuangan bapak dan partai."
"Apa tidak sebaiknya dipikirkan dulu! Justeru dengan sikap kamu ini rakyat akan mengira bahwa Partai Gerindra pecah. Ini tidak baik untuk saya dan partai," ujar Prabowo.
"Tidak, Pak. Tekad saya sudah bulat," tegas Fadli Zon.
Mendengar jawaban tegas Fadli Zon, mimik wajah Prabowo langsung pucat. Sorot matanya menyiratkan kebingungan mendalam.
"Apa tidak bisa ditunda hingga Pilkada serentak beres atau nanti Pilpres? Prabowo coba membujuk Fadli Zon.
"Sekali lagi maaf. Tekad saya sudah bulat, Pak."
Merasa keputusan Fadli sudah tidak bisa diganggu gugat. Parabowo hanya bisa terdiam. Sorot matanya dia arahkan ke seluruh anggota yang hadir di sana seolah ingin meminta masukan.
Alih-alih mendapatkan masukan dari anak buahnya itu. Mereka malah tertunduk diam.
"Ya sudah. Kalau niatmu ini sudah tak bisa dirubah. Nanti saya buatkan surat pengunduran dirinya," kata Prabowo. Kemudian dia mohon pamit untuk menghadapi tamu lain.
Siapa sangka, saat Prabowo hendak ke luar ruangan, tiba-tiba terdengar lagu Zamrud yang berjudul "Selamat Ulang Tahun". Fadli Zon dan kolega pun turut menyanyikan lagu tersebut.