Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Pranowo antara Uwais Al Qarni atau Malin Kundang

18 Oktober 2020   10:35 Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:38 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LEMBAGA survei Indometer belum lama ini merilis hasil temuannya terkait nilai elektabilitas nama calon yang digadang-gadang bakal maju Pilpres 2019. Dari sekian banyak nama yang disurvei, peringkat empat besar masih dihuni oleh nama-nama identik. Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.

Menurut Indometer, nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo masih bertengger di peringkat pertama dengan 16,8 persen. Namun, angka ini turun dari hasil suvei sebelumnya yang dirilis bulan Juli 2020. Saat itu, mantan Danjend Kopasus tersebut meraih angka 17,6 persen.

Peringkat kedua ditempati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Meski menjadi runner up, elektabilitas PDI Perjuangan itu naik dari 15,4 menjadi 16,5 persen.

Sedangkan di peringkat ketiga dihuni oleh Gubernur Jawa Barat dengan  10,6 persen. Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ada di peringkat empat dengan 8,9 persen.

Dalam kesempatan ini, penulis tidak akan mengulas seluruh nama yang tertulis di atas. Akan tetapi, hanya khusus mengulas nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Nama mantan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan tersebut akhir-akhir ini memang tengah menjadi pusat perhatian publik tanah air, karena dianggap mampu menjalankan perannya sebagai kepala daerah dengan baik. Tak heran atas prestasinya ini, ia hampir selalu mendapatkan angka elektabilitas tinggi yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga survei di tanah air.

Bahkan berdasarkan hasil survei terakhir Indo Politik Indonesia (IPI) yang diselenggarakan pada medio Juli 2020, Ganjar mampu mengangkangi Prabowo dan nangkring di peringkat teratas dengan raihan 16,2 persen.

Stabilnya elektabilitas Ganjar di peringkat atas setidaknya membuktikan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadapnya cukup tinggi menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya. Ini akan menjadi modal bagus bagi pria kelahiran Karanganyar, 28 Oktober 1968 itu  nyapres pada 2024 mendatang.

Masalahnya, tidak mudah bagi Ganjar bisa melenggang mulus nyapres 2024. Sebab, partainya PDI Perjuangan cenderung mengedepankan nama Puan Maharani sebagai calon.

Tidak heran apabila partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini mendukung Puan nyapres. Pengalamannya di ranah politik nasional tak perlu diragukan.

Perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 ini sekarang menjabat Ketua DPR RI periode 2001 - 2024. Sebelumnya, ia juga pernah duduk di pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Pengalaman memimpin di DPR dan di ranah eksekutif menjadi bekal cukup bagi Puan. Hanya, menurut hasil beberapa lembaga survei sepertinya Puan kurang begitu dipercaya publik.

Saat beberapa lembaga survei mulai melangsungkan analisis dan penelesurannya sejak Februari 2020, elektabilitas Puan tidak pernah beranjak dari papan bawah. Survei terakhir Indometer, dirinya hanya meraih 1,1 persen. Masih kalah oleh Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Nidji, 1,9 persen.

Jelas, ini kurang menguntungkan bagi PDI Perjuangan dan Puan bila memaksakan nyapres. Namun, sepertinya mereka tak peduli dengan segala hasil survei. Hasrat mengedepankan Puan maju Pilpres masih tetap tinggi. 

Terlebih elektabilitas yang digadang-gadang menjadi pasangannya, Prabowo Subianto masih sangat memuaskan.

Arah Ganjar Pranowo

Pertanyaannya, bagaimana dengan nasib Ganjar Pranowo apabila PDI Perjuangan kekeuh mengusung Puan Maharani maju Pilpres 2024?

Menurut pendapat sederhana penulis hanya ada dua kemungkinan. Ganjar Pranowo akan menjadi Uwais Al Qarni atau Malin Kundang.

Dalam cerita legenda Yaman, Uwais dikisahkan sebagai seorang pemuda soleh dan berbakti terhadap orang tua, meski kehidupannya selalu tak sesuai harapan. Dia tetap manut apapun yang diputuskan orang tuanya.

Sedangkan Malin Kundang adalah cerita rakyat Minangkabau sebagai perwujudan anak durhaka. Dia tidak mau mengakui ibunya hanya karena dirinya telah menjadi saudagar kaya. Malin lupa bahwa sewaktu hidupnya sengsara, ibunya lah yang mengurus.

Jika Ganjar Pranowo mengikuti jejak Uwais, ia akan tetap setia pada partai sekalipun PDI Perjuangan tidak meliriknya. Dan, lebih memilih Puan untuk maju Pilpres.

Ganjar merasa pencapaianya selama ini sudah merasa cukup. Dia hanya tinggal mengabdikan hidupnya demi kemajuan PDI Perjuangan tanpa pamrih apapun.

Sebaliknya jika memilih jalan Malin Kundang, hal yang akan dilakukan Ganjar tentu keluar dari PDI Perjuangan dan mencari partai baru yang bisa memfasilitasinya maju Pilpres 2024. Penulis rasa, dengan elektabilitas Ganjar yang selalu tinggi, bukan hal sulit mendapat partai baru. Bahkan, mungkin partai itu sendiri yang akan datang dan meminangnya.

Dalam hal ini, Ganjar akan menjelma menjadi King Maker. Dia bisa memutuskan nasibnya sendiri. Ingin menjadi anak berbakti atau anak durhaka. Semuanya ada di tangan Ganjar sendiri.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun