Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habieb Rizieq Revolusi di Negeri Atas Awan

16 Oktober 2020   12:41 Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:50 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BERITA kembalinya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhamad Rizieq Shihab ke tanah air berhembus kencang dalam beberapa waktu belakangan. Sontak kabar ini disambut suka cita oleh kelompoknya. 

Adalah Ketua Umum DPP FPI, Ahmad Shabri Lubis yang menyampaikan kabar menggembirakan bagi kelompok FPI dan koleganya dimaksud. Ia juga mengatakan bahwa proses kepulangan imam besarnya itu sama sekali tanpa campur tangan pemerintah. 

Rizieq Shihab kabarnya melakukan perundingan sendiri dengan otoritas Arab Saudi. Hasilnya, status pencekalan Rizieq pun dicabut berikut dengan denda dari otoritas negara setempat. 

Rencananya, sesampainya di tanah air, Ahmad juga mengatakan bahwa Rizieq Shihab bakal langsung memimpin revolusi. Diawali dengan memimpin segenap anak buahnya untuk Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

Awalnya mengira apa yang dikatakan Ahmad Shabri akan menjadi kenyataan. Namun, ternyata wacana kepulangan imam besarnya itu masih setali tiga uang dengan kabar-kabar sebelumnya. Kembalinya Rizieq Shihab masih sebatas wacana. 

"Jangan-jangan ini cuma prank lagi..!" Celetuk sahabat penulis, saat kita membahas tentang kabar kepulangan Rizieq Shihab. 

Memang cukup beralasan jika sahabat penulis menduga demikian. Pasalnya, seperti telah disinggung bahwa wacana kepulangan Rizieq Shihab berulang kali mencuat. Termasuk pada masih kampanye Pilpres 2019. Tapi, hasilnya masih saja "Zonk". 

Dibantah Duta Besar 

Validitas kepulangan Habib Rizieq yang disampaikan oleh Ahmad Shabri disangkal Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegeriel. Ia menyebut, Imam Besar FPI itu belum diizinkan meninggalkan Arab Saudi, karena status cekalnya masih melekat. 

Habib Rizieq masih berstatus 'Red Blink' karena visanya habis dan terdaftar sebagai pelanggar Undang-Undang (UU). 

"Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini, nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih 'blinking merah' dengan tulisan ta'syirat mutanahiyah (visa habis) dan dalam kolom lain tertulis: mukhalif (pelanggar UU)," kata Agus Maftuh, Rabu (14/10/2020). (iNEWS.id). 

Masih dikutip dari iNEWS.id, Agus belum bisa memastikan batas waktu pencekalan, karena menjadi otoritas Kerajaan Arab Saudi. Namun, ia memastikan, saat ini Habib Rizieq Shihab belum dapat keluar dari Arab Saudi. 

"Soal cekal yang bisa jawab otoritas Saudi. KBRI tak pernah halangi kepulangan beliau," ucapnya. 

Konfirmasi dari Agus tersebut sudah pasti sangat mengecewakan FPI dan koleganya. Untuk kesekian kalinya mereka harus menunda kerinduan terhadap Imam besarnya tersebut. 

Atau, jangan-jangan memang benar kata sebagian pihak bahwa isu kepulangan Habib Rizieq sengaja dihembuskan demi menjaga kondusifitas kelompoknya tetap terjaga. Agar segala pergerakan yang selama ini mereka perjuangkan tidak mengendur dan tetap eksis dalam kancah politik nasional. Wallahuallam Bi Shawab. 

Revolusi di Negeri Atas Awan 

Merujuk pada pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegeriel soal Habib Rizieq, menimbulkan pertanyaan lain. Yakni, bagaimana kelanjutan rencana revolusi yang telah kelompoknya umbar ke media massa. 

Dalam pandangan sederhana penulis sepertinya seiring dengan tidak jadi pulangnya Habib Rizieq otomatis revolusi yang telah direncanakan bakal jadi mimpi di siang bolong. Lagi pula, tak sedikit pengamat yang berpendapat bahwa revolusi bisa diartikan dengan kegiatan makar. 

Jika demikian halnya sudah pasti pemerintah tidak akan tinggal diam, kedaulatannya diacak-acak. Mereka tentu saja akan mencegahnya sejak dini apabila revolusi berbau makar benar-benar terjadi. 

Dan, bukan tidak mungkin dengan kewenangan dan kekuasaannya, pemerintah bisa melakukan beragam cara agar Habib Rizieq sulit kembali ke tanah air. Bukan bermaksud menghalangi haknya sebagai warga negara, tetapi lebih kepada menjamin kondusifitas bangsa dan negara.

Untuk itu, penulis rasa rencana revolusi yang bertujuannya mengganti ideologi negara rasanya mustahil. Terlebih Habib Rizieq masih sangat sulit kembali ke tanah air. 

Artinya, revolusi yang mereka canangkan bisa jadi hanya sebatas angan. Seperti halnya melakukan revolusi di negeri atas awan. Sulit terwujud. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun