Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo UU Ciptaker: Bentengi Pemerintah, Ruhut Sentil Sang Mantan

9 Oktober 2020   00:18 Diperbarui: 9 Oktober 2020   00:26 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMERINTAH tak bosan mewanti-wanti agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan untuk memotong rantai penyebaran virus Korona (Covid-19) yang makin merajalela. Salah satunya adalah tetap menjaga jarak satu sama lain (Social distancing). 

Namun, anjuran pemerintah ini tidak digubris. Setidaknya dalam tiga hari terakhir. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu kaum buruh, mahasiswa dan masyarakat di hampir seantero tanah air turun ke jalan. Melakukan aksi protes atas disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker). 

Ambyar, begitulah kira-kira perkiraan banyak pihak terkait niat pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus asa Wuhan, China itu. Bahkan, tak sedikit pula yang menduga bahwa demo RUU Ciptaker akan menjadi klaster baru penularan virus. 

Aksi protes besar-besaran atas disahkannya RUU Ciptaker sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Pasalnya jauh sebelum derasnya gelombang demo, para buruh dan pihak-pihak terkait telah menolak. Namun pemerintah tak bergeming. 

Puncaknya, pada Senin (5/10/20) seluruh anggota fraksi DPR RI minus Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) RUU Ciptaker disahkan menjadi Undang-Undang. Kontan, hal ini memantik kemarahan para buruh dan memaksa mereka menggelar aksi protes besar-besaran di Jakarta dan di masing-masing daerah. 

Demo buruh tersebut awalnya berjanji akan berjalan tertib dan damai. Akan tetapi kenyataannya banyak terjadi kericuhan dimana-mana. 

Akibatnya, beragam tudingan pun muncul dari pihak-pihak pro RUU Ciptaker, bahwa kericuhan tersebut ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut demi kepentingan politiknya dengan cara memprovokasi pererta aksi. 

Benar tidaknya praduga itu masih membutuhkan pembuktian. Namun, politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul dengan tegas menyentil PKS dan Demokrat sebagai Partai dari barisan sakit hati yang membuat provokasi. 

"Dua Partai Politik PKS dan Demokrat yang sudah kalah di DPR RI serta kadrun-kadrun juga begundal-begundal provokator," ujar Ruhut, di twitternya, Kamis (8/10/2020). (Fajar.co.id) 

Dia juga menyarankan agar mahasiswa dan buruh tidak terprovokasi dengan PKS dan Demokrat yang sejak awal telah menolak RUU tersebut. 

"Adik-adik yang ikut demo mahasiswa dan buruh menolak UU Cipta Kerja, Aku mohon kembalilah ke rumah masing-masing atau pemondokan-pemondoka kalian, tolong jangan terpengaruh kipasan barisan sakit hati," imbuh Ruhut. 

Tudingan Ruhut terhadap Partai Demokrat sebagai salah satu provokator ricuhnya demo cukup menarik. Betapapun, Partai yang dinahkodai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut adalah partai yang pernah turut membesarkan namanya di kancah politik nasional. 

Pria yang sempat akrab dengan julukan Si Poltak Raja Minyak dari Tarutung ini sempat menjadi angggota DPR RI dua periode berturut-turut dari Fraksi Partai Demokrat. Ibarat kata, demi cintanya pada kekasih baru, Ruhut tak segan menjelekan sang mantan. 

Demokrat Tolak RUU Ciptaker 

Sebagaimana telah disinggung bahwa ada dua fraksi di parlemen pusat, Senayan, Jakarta yang menolak disahkannya RUU Ciptaker. PKS dan Demokrat. 

Kendati begitu, nama Partai Demokrat sepertinya ada pada baris paling depan sebagai pihak yang menolak keras undang-undang "sapu jagad" dimaksud. Hal ini tak lepas dari insiden yang terjadi pada saat sidang paripurna pengesahan Omnibus Law RUU Ciptaker. 

Insiden tersebut adalah "sabotase" Ketua DPR RI, Puan Maharani dengan mematikan mikropon, saat salah seorang anggota Fraksi Demokrat, Irwan Fecho melakukan interupsi. Tak lama kemudian dilanjutkan aksi walk out oleh koleganya, Beny Kaharman cs. 

Tak cukup sampai di situ. Selang berapa lama kemudian AHY memohon maaf bahwa perjuangannya menolak RUU Ciptaker gagal dengan dalih kalah suara. Bahkan, putra sulung SBY ini mengajak berkoalisi para buruh untuk berjuang terus agar aspirasi mereka tersebut membuahkan hasil.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun