Sebagaimana diketahui, angka elektabilitas adalah hasil survei berdasarkan kepercayaan publik terhadap hal yang ditanyakan atau disurveikan. Nah, dua kejadian yang menimpa Ketua DPR RI ini jelas-jelas bersinggungan dengan masyarakat luas.Â
Pertama pastinya dengan masyarakat Sumatera Barat, yang sudah barang tentu hampir tersebar di seluruh nusantara. Kedua sudah barang tentu dengan masyarakat buruh, yang aspirasinya tidak didengar.Â
Bukan mustahil jika tidak ada gerbrakan Puan yang bisa diterima masyarakat luas akan sangat berdampak buruk terhadap raihan elektabilitasnya. Dan, hal ini akan sangat merugikan PDI Perjuangan apabila partai ini masih kekeuh memprioritaskan namanya menjadi kandidat Pilpres 2024.Â
Sekedar mengingatkan, sebelum terjadi dua peristiwa tersebut di atas, elektabilitas Puan Maharani masih sangat jauh dari kata memuaskan untuk bisa dicalonkan. Dia masih bercokol di papan bawah dengan raihan 2 persen berdasarkan survei terakhir Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dilaksanakan pada medio Juli 2020.Â
Meski begitu, sebenarnya PDI Perjuangan tidak usah risau jika elektabilitas Puan Maharani jeblok bahkan lebih parah dari hasil survei terakhir IPI, asal bisa membuka pintu kesempatan lebih lebar terhadap kader partai lainnya.Â
Kader dimaksud adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pasalnya, menurut hasil survei IPI pada waktu yang sama, politisi senior PDI Perjuangan ini justru menempati peringkat paling atas, 16,2 persen.Â
Mega - SBY Makin Runyam?Â
Aksi walk out anggota Fraksi Demokrat dan disabotasenya mikropon Irwan Fecho pada saat sidang paripurna bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya telah cukup banyak peristiwa serupa dalam perjalanan sejarah DPR RI.Â
Namun, pada peristiwa terakhir ini cukup menarik kita bahas. Pasalnya melibatkan dua partai politik yang sudah lebih dari satu dekade ini berseteru. PDI Perjuangan dan Demokrat.Â
Ya, untuk lebih tepatnya perseteruan antara tokoh dari masing-masing partai, yakni SBY dari Demokrat dan Megawati dari PDI Perjuangan. Meski SBY bukan lagi ketua umum partai, namanya jelas tidak bisa dipisahkan. Sebab, dia yang telah mendirikan partai ini para tahun 2003 silam.Â
Beberapa waktu lalu, disharmonis hubungan SBY - Mega sudah mulai coba dicairkan dengan bertemunya pala putra kedunya. AHY dengan Puan.Â