DUA NAMA cukup tenar tanah air, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Jurnalis kondang, Najwa Shihab sepekan terakhir kembali menjadi pusat perhatian publik. Pemantiknya adalah "Drama Kursi Kosong".
Ya, sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu video unggahan Najwa Shihab dengan kursi kosong mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut, wanita yang akrab disapa Mbak Nana ini mendeskripsikan diri seolah sedang mewawancara Menkes Terawan.Â
Beragam intepretasi terhadap unggahan video ini pun muncul. Ada yang bilang, Najwa Shihab sudah tidak bisa menahan kesabarannya, karena selalu gagal mengundang Menkes Terawan ke program acaranya. Tak sedikit pula yang menduga bahwa hal itu satire dari wanita kelahiran Makasar, 16 September 1977 tersebut.Â
Jamak jika ada yang menilai demikian terhadap Najwa, mengingat dalam pengakuannya terhadap beberapa media massa, dia telah berulang kali mengundang mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) itu. Namun, yang bersangkutan tak pernah sekalipun mau hadir.Â
Seperti telah disinggung, sorotan publik akibat "Drama Kursi Kosong" juga menyasar kepada Menkes Terawan. Jendral bintang tiga itu langsung menjadi bulan-bulanan masyarakat, karena dianggap tidak bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya selaku Menkes. Terutama soal penanganan virus Korona (Covid-19).Â
Tak bisa disalahkan apabila reaksi publik begitu pedas. Sebab, sejak virus Korona mewabah di tanah air pada awal bulan Maret 2020, Menkes Terawan seolah tak mampu mengeluarkan kemampuannya untuk memutus rantai penyebaran virus.Â
Alih-alih memutus mata rantai penyebaran, yang ada lonjakan kasus positif oleh virus Korona semakin meningkat. Malah, sekarang kasusnya sudah jauh melebihi negara asal virus. China.Â
Parahnya, di saat negara tengah kelimpungan menangani virus Korona, pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 itu seolah hilang ditelan bumi. Dia jarang sekali muncul di hadapan publik untuk memberi tahu apa sebenarnya yang terjadi.Â
Selama ini justru Presiden Jokowi dan menteri lainnya yang lebih kelihatan aktip dalam penanganan virus. Sementara Menkes? Entahlah. Apakah dia sengaja sembunyi atau "disembunyikan" guna menghindari kegaduhan.Â
Penulis sengaja sebut "menghindari kegaduhan" karena gaya komunikasi publik para menteri Jokowi, khususnya Menkes Terawan memang sangat lemah. Artinya, sebaik apapun program kerja jika disampaikan kurang tepat bakalan memantik intepretasi beragam, yang berujung silang pendapat.Â
Salah satu contoh yang masih lekat dalam ingatan, Menkes Terawan dengan percaya diri mengatakan bahwa masyarakat Indonesia kebal terhadap virus Korona karena kekuatan doa.Â