Tuan, tidakah engkau sadar, saat ini bencana bercengkrama dengan jelata di Nusantara. Harusnya engkau di sana, Tuan! Bertanya tentang ranting pohon tak bisa tumbuh lagi, meraba hati yang susah mendapat iba, dan tentang rasa, sekarat menunggu ajal.
Tuan, hak engkau jika hendak merebut takhta. Sadarkah engkau, Tuan? Jelata tak suka pada penguasa pongah hanya ingat pada dunia. Jelata merindu penguasa yang selalu menunduk, dan senantiasa menyapa meski harus menginjak bara.
Aku di sini, Tuan. Kemarilah, sebelum engkau merebut takhta. Tengoklah aku dan mereka. Kami butuh tanganmu untuk mengepal asa dan keluh kesah yang selalu tersimpan rapat di lubuk hati. Sangupkah engkau, Tuan?
Sumedang, 30 September 20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H